Empat Puluh Dua

6.2K 273 5
                                    

Follow ig vandesca16

Gifanopangestu sent you a message.

Navasha meraih ponselnya yang menyala karena ada direct message dari instagram yang masuk. Ia mengernyit heran melihat nama Gifano di sana. Tumben laki-laki itu menghubunginya.

Gifanopangestu
Sha?

Navashabaskara
Oi, Gi. Kenapa? Tumben banget lo ngirim dm.

Gifanopangestu
Udah lama gue nggak denger kabar lo nih. Kangen.

Navashabaskara
Cie, kangen gue. Lo sih kuliah di luar negri. Nggak nongol lagi di Indo.

Gifanopangestu
Gue udah di Indo, nih. Besok lo sibuk nggak? Ayo, hang out.

Navashabaskara
Akhirnya Gifano pulang. Gue kira lo betah di negri orang. Kuy lah! Gue free kalau weekend.

Gifanopangestu
Bisa dicoret dari KK kalau gue lupa pulang. Sip besok jam satu gue jemput lo ke rumah. Rumah lo masih di komplek yang dulu kan?

Navashabaskara
Yoi. Kirain lo udah lupa karena kelamaan merantau.

Gifanopangestu
Gue belum setua itu kali, Sha. See you tomorrow!

Navashabaskara
See you!

Senyuman terlukis di wajah cantik Navasha. Gadis itu sudah lama tidak bertemu Gifano dan menghabiskan waktu bersama. Terakhir kali ia bertemu Gifano saat laki-laki itu pulang dari pernikahan Deo dan Indira. Gifano saat itu ingin memastikan bagaimana keadaan Navasha walaupun laki-laki itu yakin Navasha pasti sangat hancur. Tebakannya benar. Ia mendapati Navasha menangis di kamarnya ditemani oleh ketiga sahabatnya.

Bagi Navasha, Gifano tetaplah sahabatnya walaupun hubungannya dengan Deo sudah berakhir. Ia tidak terpengaruh sedikit pun dengan fakta Gifano adalah sahabat paling dekat Deo. Navasha sudah menganggap Gifano seperti abangnya sendiri.

"Kak, ayo turun. Mau makan malam nih!" teriakan Rafa dari luar kamar membuyarkan lamunan Navasha. Navasha meletakkan ponselnya di atas nakas lalu bergegas keluar kamar sebelum Rafa kembali berteriak.

***

Gifano memandang rumah yang sudah lama tidak dikunjunginya. Rumah keluarga Baskara. Dulu saat kuliah, Gifano sering main kesini hanya untuk menemani Deo dan main ps dengan Andre dan Rafa ketika Deo sudah asik berduaan dengan Navasha. Gifano meringis kecil mengingat dulu ia mau saja dijadikan obat nyamuk oleh sahabatnya sendiri.

Gifano memencet bel yang terletak di samping pintu. Ia memencet dua kali lalu menunggu seseorang membukakan pintu untuknya. Tak lama kemudian, muncul wajah Navasha dari balik pintu.

"Gifano!" Navasha menghambur memeluk sahabatnya itu. Gerakan Navasha yang terlalu tiba-tiba dan kuat membuat Gifano hampir saja terjengkang ke belakang.

"Woah, slow girl. Gue nggak bakal kabur kok," kekeh Gifano seraya balas memeluk Navasha.

"Gue kangen banget sama lo. Udah lama nggak ketemu karena lo yang sok sibuk," kata Navasha manja. Lalu gadis itu melepaskan pelukannya karena lelah menjijit.

"Ya ampun, Pendek. Lo masih aja setinggi bocah SD." Gifano mengacak rambut Navasha gemas membuat Navasha berteriak kesal.

"Jangan rusakin rambut gue. Gue capek ngaturnya," kesal Navasha. Ia merapikan rambutnya yang berantakan karena Gifano. Navasha heran kenapa semua orang suka sekali mengacak rambutnya. Apa karena ia pendek hingga puncak kepalanya mudah dijangkau?

FatumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang