Dua Puluh Empat

5.6K 238 5
                                    

Maaf updatenya kelamaan😖 enjoy it fellas💜 dont forget to leave your vote and comment🙏🏻

Follow ig vandesca16

Navasha masih kepikiran tentang apa yang diucapkan Dania tadi siang. Kepalanya berdenyut. Sedikit banyak perkataan Dania tadi memengaruhi pikirannya.

"Apa gue harus nanya ke Deo alasan dia milih Mbak Indira? Tapi, itukan sama aja gue buka luka lama," gumam Navasha pada dirinya sendiri. Ia berguling-guling di kasur, pusing memikirkan apa yang menimpanya saat ini.

"Ada atau pun nggak ada cowok hidup gue kok ribet amat si, ya Allah," desah Navasha frustasi. Ia merasa akhir-akhir ini hidupnya makin sulit karena kedatangan dua laki-laki itu di hidupnya

"Kak, Kakak nggak berencana jadi gila dalam waktu dekat kan?" Suara seseorang mengagetkan Navasha. Ia refleks melempar guling yang ia peluk pada orang itu.

"Ow, ow, santai, Sist." Andre berhasil menangkap guling yang dilempar Navasha sebelum sukses menghantam wajahnya. Terima kasih kepada kehebatan Andre dalam basket yang mampu membuatnya selamat kali ini.

"Bisa nggak, sih, masuk kamar itu ketuk pintu dulu?" gerutu Navasha kesal.

"Aku udah ngetuk ratusan kali tapi Kakak nggak ngeh. Kakak terlalu sibuk guling-guling nggak jelas di atas kasur," bela Andre. Adik Navasha itu duduk di pinggir kasur lalu mencubit kedua pipi Navasha setelah meletakkan guling sembarangan.

"Ih, apa sih cubit-cubit! Sakit tau." Navasha menjauhkan tangan Andre dari kedua pipinya. "Makin melar ntar."

"Tanpa dicubit pun udah melar, Kak," kekeh Andre. Navasha mendelik lalu mencubit pinggang Andre tanpa ampun. Membuat laki-laki itu menjerit kesakitan.

"Badannya doang yang kecil. Cubitannya tetap dahsyat," ringis Andre seraya mengusap pinggangnya.

"Makanya jangan main-main sama aku. Lagian, ngapain sih kamu tiba-tiba ke kamar?"

"Oh iya, lupa!" Andre menepuk keningnya. "Kakak siap-siap sana. Ada Bang Emil di luar."

"EMIL?"

"Ish, toa amat sih," gerutu Andre seraya mengusap telinganya. "Kalem dikit bisa nggak sih, Kak?"

Navasha hanya tertawa polos lalu menarik adiknya agar keluar dari kamarnya.

"Kakak mau siap-siap dulu." Setelah itu pintu ditutup dengan keras oleh Navasha tepat di depan wajah Andre.

"Untung Kakak gue." Andre hanya bisa mengelus dada melihat tingkah ajaib kakaknya.

***

"Mau kemana, sih, Mil, malam-malam gini?" tanya Navasha ketika ia sudah duduk anteng di mobil Emil. Tadi saat Navasha menemui Emil di ruang tamu, laki-laki itu buru-buru mengajaknya keluar dan mengatakan sudah minta izin pada orang tua Navasha. Navasha yang saat itu tidak siap, pasrah saja ditarik oleh Emil.

"Makan, Sha. Gue males makan di rumah," jawab Emil. Navasha menatap bingung laki-laki yang sedang konsentrasi menyetir di sebelahnya itu.

"Makan sendirian kalau di rumah?" Emil menggeleng. "Lah, terus kenapa?"

"Ntar deh, gue cerita." Navasha hanya mengangguk. Setelah itu ponselnya berbunyi menandakan ada pesan whatsapp yang masuk.

Deo
Sha, aku otw rumah kamu.

Navasha
Aku nggak di rumah.

Deo
Anak perawan kemana malam-malam gini? Ntar diculik kuntilanak👻

FatumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang