Istirahat kedua Aldifa mencari Alfin dan menemukannya di perpustakaan. Alfin terlihat serius membaca buku yang berada di atas meja. Entahlah, Aldifa heran dengan kebiasaan Alfin yang suka membaca buku dengan ketebalan yang membuatnya geleng-geleng kepala.
Aldifa menarik kursi yang ada di hadapan Alfin tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Alfin sepertinya tidak terganggu dengan kedatangan orang-orang disekitarnya. Ia begitu larut dalam dunianya kadang tersenyum kecil kadang mengerutkan dahinya.
"Gue mau ngomong," suara Aldifa pelan namun masih bisa terdengar oleh Alfin.
Alfin meluruskan pandangannya. Keningnya bergelombang beberapa lipatan, yang Aldifa tangkap kalau Alfin berpikir sejak kapan dirinya disini. "Ngomong apa?"
Aldifa mengulum bibir bawahnya. "Lebih tepatnya meminta bantuan,"
Kepala Alfin miring sedikit dengan satu alis yang terangkat. "Apa?"
"Hari ini kita ketemuan di Kafetaria dekat sekolah. Tapi gue minta lo ajak Kelvin juga. Dan gue bakal ajak Kalea. Jujur, kita lagi ada masalah sama Kelvin dan pengin masalah ini cepet selesai," jelas Aldifa, membuat Alfin mengangguk paham.
"Masalah apa?" tanya Alfin.
"Cih, lo nggak perlu tau,"
Oke, jutek mode on. Alfin memilih tidak bertanya lebih lanjut dan ia hanya mengiyakan permintaan Aldifa.
Aldifa bangkit, ia hendak pergi namun Alfin mencekal tangannya. "Mau kemana?"
"Mencari sesuatu yang penting," raut Aldifa berubah lebih sendu. Ia tidak tahu kenapa menjawab itu, tapi memang tujuannya ingin mencari sesuatu tentang Alfan.
"Sesuatu itu ada disini, kenapa kamu harus cari keluar?"
Aldifa mengerutkan dahinya, "Maksud lo?"
"Aku,"
Aldifa berdecak, ia tidak telmi untuk ini. Apa tadi? Alfin sedang memberikan gombalan atau apa? Aldifa jadi penasaran, apa yang dilakukan Alfin setelah pergi dan sampai ia kembali.
"Lepasin tangan gue," perintah Aldifa dan Alfin menurut. Tanpa basa-basi lagi Aldifa pergi meninggalkan Alfin.
Alfin menatap punggung yang kian menjauh itu dengan raut yang sulit diartikan. Ia tidak menyangka efek dari pilihannya waktu itu seperti ini. Alfin rindu Aldifa yang ceria. Alfin rindu Aldifa yang selalu membawakannya nasi goreng. Alfin rindu Aldifa yang selalu bertanya perihal buku yang suka dibacanya.
"Sepertinya kamu lebih bahagia sama dia ya, Al."
***
Lonceng Kafetaria berbunyi, menandakan ada pelanggan yang masuk. Dan pelanggan itu adalah Alfin dan Kelvin. Alfin menyapu setiap meja dan menemukan Aldifa dan Kalea yang berada di meja tepatnya disudut ruangan.
Kelvin mengikuti arah pandang Alfin. Seketika tatapannya berubah dingin.
"Ngapain ada mereka?" tanya Kelvin, dingin. Matanya tak luput dari dua gadis yang sedang berbincang.
"Gue mau kalian selesain masalah kalian," jawab Alfin.
Kelvin menoleh, "Lo tau masalah kita?"
"Nggak,"
"Eh buset gue kira lo tau dan mau jadi penengahnya," cibir Kelvin.
"Lo nggak ngasih tau masalahnya apa ya mana gue tau,"
"Males ah, gue mau balik aja," Kelvin hendak berbalik namun cibiran Alfin membuatnya geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Al [End]
Teen Fiction[Sequel Bintang Jatuh] Aldifa akan ceria jika bersama Alfin, si cowok dingin yang irit ngomong. Aldifa akan cuek jika bersama Alfan, si cowok nyebelin yang banyak ngomong. *** Aldifa sudah nyaman dengan Alfin, nyaman raga dan juga hati. Ta...