• Spesial Aldifa •

465 30 2
                                    

Pukul 11 malam, Aldifa masih terjaga. Ia tidak mengantuk sama sekali. Biasanya jam tidurnya kurang dari jam 11 malam. Berbagai cara telah dilakukan agar ia bisa tertidur. Mulai dari streaming film action sampai fantasi itu pun hanya setengah dikarenakan film nya membosankan. Dilanjut dengan menonton video-video di instagram yang menarik perhatiannya. Hasilnya nihil, ia belum merasakan ngantuk.

Aldifa menekan aplikasi Line. Teman gabutnya Kalea dan Kelvin pasti sudah tidur. Matanya tertuju pada chattan Alfan. Ia membuka room chat nya bersama Alfan lalu mengetikan sesuatu.

Mine

Lo masih hidup, kan?

Seperti biasanya, tidak ada balasan apapun. Bahkan dibaca saja tidak. Ia menscroll ke atas chat yang ia kirimkan setiap hari. Helaan napas keluar berat terdengar di kamarnya yang sunyi.

Ia menyimpan ponselnya di hadapannya. Pikirannya kembali bertanya-tanya Alfan kemana, dimana, dan bagaimana.

Tangannya mengambil ponsel dengan layar yang masih menyala. Bahkan ia belum keluar dari room chat dengan Alfan.

Matanya terbelalak, ia buru-buru bangun dan duduk bersila. Menurutnya ini begitu luar biasa.

"Chat gue dibaca?!" pekiknya dengan suara rendah.

Mine

10 Nov

[Read] Lo dimana?

[Read] Gue nggak tau masalah lo apa sampai lo minta putus dari gue.

[Read] Tapi setelah gue pikir-pikir, gue emang nggak pantes buat lo. Lo terlalu merjuangin semuanya, sedangkan gue?

[Read] Gue minta maaf.


11 Nov

[Read] Maaf.

12 Nov

[Read] Baca kek-_-

[Read] Gue minta maaf nya tulus.

13 Nov

[Read] Akhir-akhir ini gue jarang liat lo. Kenapa?

14 Nov

[Read] Hobi banget sihh bikin orang khawatir.

15 Nov

[Read] Lo masih hidup, kan?

Dengan gerakan super cepat Aldifa mengetikan sesuatu.

Lo dimanaaa?
Anak-anak panti pada kemana?

Satu menit.

Dua menit.

Sampai lima menit pesannya tidak dibaca. Ia mengumpati Alfan yang membuatnya uring-uringan. Kesal. Sangat kesal.

Aldifa keluar dari aplikasi Line, mematikan ponselnya lalu menyimpannya kasar di atas nakas. Ia membanting tubuhnya ke kasur lalu menarik selimut sampai kepala nya.

"Alfan sialan."

——

Triple Al [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang