Satu notifikasi masuk ke ponsel Aldifa. Sang empunya yang sibuk menyisir rambut meraih benda pipih itu di atas nakas.
AlfanAF
Gue di dpn rmh lo.
Aldifa mengerutkan dahinya. Alfan tahu darimana ID Line nya? Ah, pasti si sempak kuda, Kalea.
Tunggu aja diteras. Di rmh gue gaada siapa².
Oke.
Setelah selesai mengikat rambutnya. Aldifa meraih sling-bag hitam di atas meja belajar. Ia keluar kamar sembari memberitahu Bintang lewat LINE kalau ia akan keluar rumah.
Ibu Negara❤
Ma, Aldifa keluar rmh bareng Alfan.
Iya, hati-hati dijln.
😘😘😘
💕💕💕
Aldifa terkekeh melihat balasan emoticon dari Bintang. Aldifa dan Bintang kadang seperti kakak beradik. Kalau Bintang sedang berada di kantor menemani Rafa. Aldifa selalu mengirimi Bintang pesan sekedar meminta membelikan martabak pulangnya. Bintang selalu membalas tidak mau tapi pas pulang ke rumah membelikan yang Aldifa inginkan. Atau jika sedang gabut, Aldifa akan mengirimi berbagai macam emoticon atau sticker pada Bintang.
Alfan benar menunggunya di teras rumah.
"Ayo!" Aldifa berjalan duluan ke arah motor Alfan.
Seperti kemarin, Alfan memberikan helm pada Aldifa dan membantu Aldifa naik ke motor besarnya itu.
Selama diperjalanan mereka saling bungkam. Aldifa menikmati kemacetan ibukota. Sedangkan Alfan mulai merasa sesak dibagian dadanya. Untung saja sebentar lagi mereka sampai.
Saat sampai Aldifa membaca papan nama panti asuhan ini.
Panti Asuhan Ceria
Senyum Aldifa mengembang, ia menyukai nama panti asuhan ini.
Halaman panti asuhan terlihat sepi. Alfan mengajak Aldifa masuk setelah menaruh helmnya di atas tangki motor.
"Anak-anak mungkin di dalem atau di halaman belakang," kata Alfan, "Ayo masuk!"
Aldifa mengangguk. Alfan masuk duluan ke dalam bangunan bercat putih ini. Sebelum masuk, Aldifa menangkap sosok pria tinggi berjas hitam yang baru keluar dari sebuah rumah kayu dekat taman bermain lingkungan panti asuhan ini. Karena rasa penasaran yang tinggi, Aldifa mengekori pria itu yang hendak masuk mobil.
"Tunggu, Om!" sergah Aldifa, pria itu mengurungkan niatnya untuk masuk mobil.
Tatapan pria itu melebar. Aldifa heran melihatnya. Ia tidak bisa mengenali pria itu karena memakai masker yang menutupi setengah wajahnya.
"Aldifa?"
Aldifa semakin heran saat pria itu menyebut namanya. "Om tau nama saya?"
"Kamu anaknya Bintang dan Rafa?" tanya pria itu tak menggubris pertanyaan Aldifa.
"I-iya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Al [End]
أدب المراهقين[Sequel Bintang Jatuh] Aldifa akan ceria jika bersama Alfin, si cowok dingin yang irit ngomong. Aldifa akan cuek jika bersama Alfan, si cowok nyebelin yang banyak ngomong. *** Aldifa sudah nyaman dengan Alfin, nyaman raga dan juga hati. Ta...