Bryan dan Anggi berhasil mengusut tuntas kasus kecelakaan Alfan dan Alfin. Papa Leo sebagai pelaku di balik semua itu telah ditahan. Leo yang terlibat dalam kecelakaan dibebaskan oleh Bryan karena posisinya di sini Leo dipaksa oleh papanya untuk membalaskan dendam.
Jesica yang sempat meninggalkan Leo telah kembali. Mereka memutuskan untuk kembali ke Amerika dan kabar mengenai Leo yang pergi menghebohkan SMA Pelita Bangsa. Satu sekolah tahunya kalau Leo kembali ke Amerika, mereka tidak tahu kejadian sebenarnya karena Bryan dan Anggi tidak mempublikasikan kasus itu. Jadi, seantero sekolah tidak tahu apa yang terjadi beberapa hari ini.
Masa berkabung untuk Alfin telah usai. Aldifa yang mengumumkan agar semua orang tidak larut dalam kesedihan. Alfan pun mulai kembali ke sekolah dan kabar mengenai Alfin yang ternyata saudara kandung Alfan menyebar begitu cepat. Aldifa tidak tahu siapa yang menyebarkannya, namun ia berharap dengan diketahuinya identitas Alfin membuat para siswa tidak membicarakan Alfin sembarangan terutama saat ada Alfan.
Aldifa tersenyum melihat Alfan yang bermain basket tanpa merasa kesakitan lagi. Alfan juga sudah menerima kondisinya yang sekarang, dia sudah ikhlas dengan kepergian saudara kandungnya. Tetapi, Alfan masih merasa canggung dengan keluarga sebenarnya.
"Minuman lo." Kalea datang dengan sekantong keresek berisi minuman. Ia memberikan satu minuman kaleng itu pada Aldifa.
"Malam ini jalan-jalan yuk!" ajak Kalea mengambil duduk di samping Aldifa.
Aldifa meneguk minumannya lalu berkata, "Nggak bisa, malam ini gue mau jalan sama Alfan."
Kalea menatap Aldifa, ia menelisik wajah sahabatnya itu, "Kalian udah balikan?"
"Emang kalau mau jalan bareng harus balikan dulu?" tanya Aldifa.
"Nggak sih, tapi lo nggak ada niatan balikan sama Kak Alfan gitu?" tanya Kalea penasaran.
Aldifa mengedikkan bahunya, ia belum memikirkan hal itu. Karena yang paling penting sekarang adalah kondisi Alfan. Selagi dirinya dan Alfan baik-baik saja Aldifa tidak mempermasalahkan status hubungan mereka.
Alfan dan Kelvin mendekati Aldifa dan Kalea yang duduk di bangku pinggir lapang. Kalea memberikan minuman isotonik masing-masing satu untuk Alfan dan kembarannya.
"Kok lo beliin gue ini?" gerutu Kelvin yang kurang suka dengan minuman isotonik.
"Yaudah, minum air keran sana!" sahut Kalea mendelik sebal.
Kelvin berdecak, mau tidak mau ia meneguk minuman yang sudah dibelikan Kalea. Mata Kelvin tidak sengaja menangkap kembarannya yang tersenyum lebar dengan pandangan fokus pada ponselnya. Ia menyipitkan mata, tidak biasanya Kalea senyum-senyum sendiri seperti sekarang.
"Aw!" pekik Kalea karena Kelvin memukul kepalanya menggunakan botol minuman. "Apa sih?!"
"Lo kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Kelvin curiga.
Aldifa dan Alfan memperhatikan pertikaian si kembar. Mereka akan diam sampai nanti waktunya tiba untuk mereka memisahkan adu bacot si kembar.
"Emang kenapa, nggak boleh? Suka-suka gue dong." Kalea berdecih sinis.
Kelvin menelisik raut wajah Kalea, "Lo pacaran ya? Gue bilangin bunda."
"Jangan bilangan bunda dong, plisss ... " Kedua tangannya menangkup di depan dada.
"Jadi, lo beneran pacaran?! Wah, wah, wah." Kelvin menggelengkan kepala takjub. Sebelumnya ia hanya menebak dan tidak tahu apa-apa.
"Nggak!" bantah Kalea.
"Nggak, Vin. Kalea nggak pacaran, tapi dia lagi deket sama Ale. Lo tenang aja deh, lo bakal jadi orang pertama yang tahu kalau saudara kembar lo punya pacar." Aldifa menjelaskan pada Kelvin. Akhir-akhir ini Kalea sering bercerita pada Aldifa mengenai Alendra si anak IPS yang sudah terang-terangan mendekati Kalea.
Walau dua saudara itu sering adu mulut, kenyataannya mereka sangat dekat tanpa orang lain sadari. Kelvin akan menjadi orang pertama yang Kalea beritahu jika dia sedang bahagia, Kalea selalu membagi kebahagiaannya itu pada saudara serahimnya, begitupun sebaliknya.
Alfan tersenyum melihat ketiga juniornya. Semakin hari keadaannya semakin membaik dan Alfan sangat bersyukur. Alfan mulai mengenal Kelvin dan Kalea, mereka cukup menghibur baginya. Percekcokan antar saudara yang tidak bisa ia lakukan dengan Alfin. Kelvin dan Kalea akan adu mulut membahas hal tidak berguna dan itu membuat Alfan membayangkan apakah dirinya akan seperti itu jika Alfin ada di kehidupannya.
"Lo jangan overprotective sama gue deh. Nanti yang ada cowok-cowok pada kabur gara-gara lo." Kalea mendengus sebal.
"Heh, siapa ya yang nangis kalau ada cewek yang deketin gue?" Kelvin mengejek kebiasaan Kalea yang suka menangis sesenggukan jika ada perempuan yang mendekatinya. Katanya, Kalea tidak perhatian Kelvin terbagi.
"Gue tuh nangis mengasihani cewek yang deket sama lo. Kasian mereka, kayak nggak ada cowok lain aja," sahut Kalea.
"Halah, alesan!"
Kalea memukul kepala kembarannya, "Nyebelin lo!"
Setelah mengatakan itu Kalea pergi menjauhkan diri. Kelvin tidak tinggal diam, ia mengejar cewek berbadan mungil itu.
Aldifa tersenyum melihat kedua sahabatnya. Sama seperti Aldifa, Alfan ikut tersenyum bedanya alasan Alfan tersenyum sekarang adalah Aldifa. Alfan menyelipkan anak rambut yang menghalangi paras cantik gadis di depannya.
Aldifa memberikan reaksi terkejut dengan hal yang dilakukan Alfan barusan.
"Nanti malam jadi, kan?" tanya Alfan lembut.
"Jadi, tapi kita mau kemana?" tanya Aldifa mengerutkan dahinya.
"Kemana pun asal berdua," tutur Alfan.
Aldifa meninju perut Alfan pelan. Setiap gombalan yang keluar dari mulut cowok jangkung itu masih terasa menggelikan untuknya. Tapi, Aldifa senang dengan Alfan yang sekarang. Kehidupan tetap berjalan, mereka tidak bisa terus-menerus larut dalam kesedihan.
***
I'm back! Maaf yang sebesar-besarnya karena lama tidak publish cerita ini. Semoga cerita ini masih ada di library kalian yaaaa...
Cerita dikit: aku baca ulang cerita ini dannnnn jujur aku merindukan sosok Alfin TT. Merasa kehilangan bangettt, ada yang sama nggak, sih?
Segitu aja deh author notenya. Vote yaaa, share juga cerita ini. Thx<3
EH EH Ini belum end ya!
![](https://img.wattpad.com/cover/140954769-288-k83633.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Al [End]
Ficção Adolescente[Sequel Bintang Jatuh] Aldifa akan ceria jika bersama Alfin, si cowok dingin yang irit ngomong. Aldifa akan cuek jika bersama Alfan, si cowok nyebelin yang banyak ngomong. *** Aldifa sudah nyaman dengan Alfin, nyaman raga dan juga hati. Ta...