Ini hari minggu, bersantai dirumah adalah kebiasaan seorang Alvino. Jika tidak ada yang mengajak, dia hanya dirumah bersantai.Alvino keluar kamar, ingin ke ruang tamu menonton televisi. Pergerakannya terhenti karena teleponnya berdering. Melihat layar ponsel, yang menelepon kini adalah Mama-nya.
"Tumben? Ada apa ma"
"Bagaimana keadaanmu sayang?"
"Jika ingin tau datanglah kemari, tidak hanya selalu menanyakan lewat telepon"
"Kami tidak bisa kesana sayang, proyek disini sangatlah besar. Papa mu yang sibuk mengurusi itu"
"Yaya terserah. Setidaknya kunjungi kami, sudah hampir 5 tahun kalian tidak datang"
"Maafkan kami sayang. Secepatnya kami akan mengunjungi kalian"
"Baiklah, aku dan Vira menunggu disini"
"Yasudah, mama ingin menemui seseorang terlebih dulu. Jaga dirimu dan vira. Sehat selalu"
"Kalian juga ba-"
Tut-
Alvino berdecak malas saat teleponnya telah dimatikan sebelum dia melanjutkan ucapan. Menuruni tangga rumah untuk menuju keruang tamu.
"Apa lagi?"
"Ih kok gitu sih Al."
"He.eh maaf ta. Kirain mama"
"Kamu habis telepon sama mama kamu?"
"Iya"
"Temenin aku yuk"
"Kemana?"
"Gramedia. Kemarin tidak jadi ke toko buku"
"Aku kesana ya sekarang"
"Iya. Hati-hati"
"Pasti"
Tut-
Alvino langsung ngacir ke kamarnya secepat flash, berganti pakaian.
(Style Alvino)
Dia menuruni tangga, bergegas. Alvira menatap heran pada kakaknya yang mengantungi dompet hitam disaku belakang.
"Mau kemana bang?"
"Gramed"
"Titip novel dong"
"Apa?"
"Teluk alaska"
"Emang udah ada?"
"Udah, ya yaa" rayunya sambil menggoyangkan tangan Alvino.
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo