davies son 'n his soul [END]

23.3 Flashback Alvaro

Alvino yang sudah mengetahui jika Rindy sudah tidak segel, dia hanya menampilkan senyum biasa. Berfikir jika Alvaro engga baik itu, dia sangat bejad diluar.

"Nyesel gue anggep lo baik" gumam Alvino menatap layar laptop menampilkan foto Rindy dan Alvaro yang dia dapat di Instagram Rindy.

Ting!

@Blxxdy15myl1f3

Mau Final? Selesaiin semuanya dengan cepat, dan hidupmu akan senang

27 Februari 2016.

"Selesaiin semuanya. Oke, gue buat game over semuanya saat libur ujian semester hari pertama" ujar Alvino.

Ponselnya bergetar, menampilkan notif pesan. Dia menyeringai kala pengirim itu Alvaro.

Alvaro

Alvino|

|Apa kak?

Abis ini ujian semester, gue|
boleh minta tolong?

|Tolong apa?

Pesenin tiket pesawat tujuan|
New York, bisa?

|Buat apa?
|Lagian ada orangtua lo kan

Orangtua gue di Seoul|
Gue mau bawa Rindy kesana|

|Rindy?
|Emang ada apa?

Gue engga bisa cerita|

|Gue bisa dipercaya kak.

Gue hamilin dia|

|Hah?
|Serius?

Hmm. Jangan bilang siapa-siapa|
Gue mohon|

|Pasti kak
|Gue bakal booking tiketnya
|Kapan diperluin?

Abis ujian semester, gue|
langsung kesana
Minta tolong ya|

|Oke
|Santai aja kak

Makasih, Vin|

Alvino hanya membaca itu. Dan meletakkan ponsel disamping laptop.

"Cih, gue udah ngira itu" kekeh Alvino.

"Eh, kenapa gue engga coba cari mentor aja ya. Ni akun ada orangnya engga sih" gumam Alvino.

Alvino mengotak-atik diarea akun itu. Dan dia mendapatkan nomor telepon, langsung saja dia memencet itu dilayar laptop.

"Diangkat ga ya"

Sskkrrttt.. Sskkrrttt..

Laptop Alvino menampilkan layar hitam dengan garis hijau. Ada seseorang bertudung hitam dibagian pojok kanan bawah layar.

"Ada apa? Kau mengangguku"

"M-maaf bang. Gue udah baca semua post ditwitter lo."

"Mau apa? Tersinggung?"

"E-engga gitu bang."

'Duh, gugup banget gue sialan' batin Alvino.

"Siapa namamu?"

"Apa gue harus beritahu lo?"

"Why not. Alvino kan?"

"Lo tau darimana?"

"Gue tau semua, siapa yang stalk seluruh hidupku. Dan kau salah satunya"