17. Percaya?

4.9K 216 2
                                    


Alvino menatap figur Aletta yang didepannya sangat lama, membuat Aletta membuang muka.

"Mau ngomong apa?" tanya Aletta memecahkan keheningan.

"Kamu percaya itu semua?"

Aletta hanya mengangguk, feelingnya percaya tapi hati nya seakan menolak pikiran itu.

"Kamu dipanggil guru perpus ya pas itu?" tanya Alvino sambil menatap ponselnya sekilas, ada pesan masuk dari Sesil.

"Emang kenapa?"

"Guru perpus, bu Dewi ikut aku olimpiade buat gantiin wali kelas aku"

Aletta terdiam atas penjelasan Alvino.

"Itu ga penting, yang penting kamu jauh dari aku terus sama Sesil. Kamu kan yang membuat semua ini" ujar Aletta kemudian ia menunduk.

"Ck, kenapa kamu percaya sama omongan murahan kek Sesil? Apa yang harus dipercaya dari semua omongannya Aletta?"

Aletta tertegun atas semua pertanyaan Alvino yang ditujukan kepadanya.

"Kamu boleh tanya apa aja sama aku yang membuat kamu bingung" tawar Alvino.

"Pas kamu olimpiade... Sesil bilang, kemarin malem kamu ninggalin dia di apart dalam keadaan dia yang gitu" ucap Aletta memelan diakhir ucapan.

Alvino mengangkat satu alisnya, dia mengingat kemarin malam yang dimaksud Aletta.

"Oh.."

Alvino mengotak-atik ponselnya, dan mencari kontak Alvira. Kemudian ia menelepon Alvira. Suara diponsel itu di loadspeaker oleh Alvino, biar Aletta mendengar percakapannya.

"Ya, ada apa bang?"

Alvira bertanya diseberang telepon membuat Aletta berfikir kenapa Alvino malah menelepon adiknya.

"Kamu akan tau nanti" ucap Alvino ke Aletta.

"Laptop lo udah bener belom, cil?"

"Apa sih, gue bukan bocil ya!"

"Terserah"

"Masih belum nyala bang, seharusnya pas lo olimpiade laptop gue dibawa ke servis. Kan udah dibilangin sama om Hendry kemarin malamnya. Bego dipelihara"

Alvino mengumpati Alvira karena memakinya ditelepon.

"Ntar dibawa ke servis, puas lo!"

"Kapan?"

"Terserah lo"

"Masalahnya mau gue pake buat bikin proposal"

"Pinjem laptop gue tolol, kek orang susah aja lo"

"Gue aduin papa, fiks"

"Jangan elah, dasar pengadu"

"Bodo, besok aja. Ntar malem gue mau streaming video"

"Hmm"

Tut-

Alvino mematikan telepon, meletakkan diatas meja lalu menatap Aletta yang terdiam setelah mendengar percakapan kakak adik itu.

"Gimana?" tanya Alvino.

"Terus ucapan Sesil?"

Alvino membuka rekaman suara diponselnya, dihidupkan volume tinggi yang dapat Aletta dengar dengan jelas.

davies son 'n his soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang