Sejak malam itu, atau mungkin beberapa hari setelahnya. Alvino benar-benar menjaga Aletta, saat sudah dipastikan dia positif diminggu ke 2.Mereka sekarang sedang menonton film dijam 7 malam diruang tamu. Alvino mulai sering mengatur apa yang dimakan Aletta. Tidak heran juga dia menyewa seorang pembantu dan supir.
Drrtt.. Drrtt..
Alvino mengambil ponsel yang tergeletak disampingnya. Yang menelepon ternyata papanya, langsung saja dia menerima dan mulai menempelkan benda pipih itu.
"Ada apa, pa?"
"Alvino, papa tau jika Aletta sedang hamil sekarang. Apa kamu bisa mulai bekerja diperusahaan papa? Menggantikan papa sebentar"
"Emang papa mau kemana?"
"Papa akan pergi ke New York bersama mama, ada hal yang harus diurus"
"Besok aku akan datang ke perusahaan pa membicarakan ini"
"Baiklah. Papa tutup"
"Iya"
Tut-
Aletta menoleh menatap Alvino yang bermain ponsel itu setelah menerima telepon dari papanya.
"Ada apa?"
"Itu, aku diminta papa menggantikan posisinya diperusahaan"
"Terus? Kamu bakal sibuk dong?" tanya Aletta yang merubah posisi.
"Aku berusaha engga sibuk"
"Yah, bakal sendirian dirumah"
"Aku minta Alvira menemani mau?"
"Pasti dia ada urusan sendiri" ucap Aletta menekuk bibir, dia takut jika Alvino lebih menyibukkan diri dengan posisinya diperusahaan nanti.
"Engga pulang malam kok"
"Biasanya akan pulang malam Al, kayak papaku dulu"
"Tidak akan pulang malam"
"Bisa janji?"
"Engga tau, Ta. Tapi aku usahain" ujar Alvino menautkan kelingkingnya.
Aletta tersenyum hangat, dirinya dipeluk Alvino. Menyandarkan kepala pada bahu sang suami. Kembali tersenyum mengingat hasil cek perutnya tadi.
☆☆☆
Setelah Alvino menemui papanya diperusahaan dia dapat dipastikan akan menjadi CEO sementara sampai papanya kembali dari NYC.
Minggu pertama Alvino dapat pulang tidak sampai jam 8 malam. Aletta dirumah ditemani pembantu atau sering dipanggil bibi olehnya.
Tetapi, minggu kedua Aletta mulai resah dan khawatir. Dijam 10 malam Alvino belum pulang dari perusahaan. Dia jadi harus menunggu suaminya diruang tamu.
"Kok belum pulang sih, padahal tadi bilang jam 8 pulangnya" gumam Aletta.
Sedangkan diperusahaan, Alvino malah disibukkan dengan beberapa berkas yang tertumpuk. Dia harus mendata dan mengecek semua itu.
Menatap jam yang telah menunjukkan pukul 11 malam, dia juga sudah memberi pesan kepada Aletta agar tidak menunggunya.
Di jam setengah 12, Alvino langsung pulang seperti tidak memperdulikan berkas sialan itu. Mengambil tasnya, berjalan dipintu dan menuju parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo