Pemadatan untuk ujian kelulusan kelas 12 akan segera dilaksanakan. Mau tidak mau mereka harus siap untuk itu."Praktek kimia seru juga ya" ucap David.
"Waktu praktek kemarin tangan gue kena Aqua Regia setan" tutur Alex yang meminum sodanya.
"Namanya juga cairan setan" cibir Renald.
"Untung engga lo minum ya, Lex?" tanya Alvino yang diselingi kekehan pelan.
"Eh lo tau, Lex"
"Apa?" tanya Alex yang menatap David.
"Gue heran sama Vino. Apa dia gila atau gimana, akhir-akhir ini dia sering ketawa. Nih ya, gue pas praktek puisi dia ketawa terus. Jengkel gue lama-lama"
Renald memicingkan mata, setelahnya entah kenapa dia menahan tawa. Bagaimana seorang Alvino sekarang menjadi humoris, entahlah. Mungkin efek ujian.
"Gue ketawa, galak dikirain apa. Mau kalian apa sih?"
"Ya aneh aja Vin. Gue aja ngerasain, masa lo engga?"
Alvino terdiam sebentar. Dirinya memasang pose berfikir, entah kenapa dia juga merasakan hal itu.
"I-iya juga sih"
"Nah tuh!"
"Apa sih lo berdua, mending kita rundingin mau kuliah dimana" ucap Renald menengahi.
"Gue mau ke Universitas Cambridge sih, bokap nyuruh disana" ujar Alvino yang bersedekap.
"Fakultas apa?"
"IT" jawab singkat Alvino.
"Gue geografi" ucap Renald.
"Gue dokter hewan"
Mereka bertiga menatap Alex, membuatnya memicingkan mata aneh melihat respon ketiga temannya itu.
"Kenapa?"
"Engga sih. Cuma gue takut, bukannya lo nyembuhin malah buat mati hewan yang periksa ke lo"
Alex berdecak. Sesempit itu pikiran mereka, pikir Alex.
"Lo apa?"
"Sejarah" jawab David.
"Serius?"
"Sepuluh rius"
"Gaje lo pada. Bentar lagi bel, masuk kelas aja ayo"
Mereka mengangguki ucapan Alvino, pergi ke kelas masing-masing. Katanya ada guru yang akan menyampaikan seputar pemadatan ujian.
☆☆☆
Murid kelas 12 mulai menjalani pemadatan ujian selama 3 hari. Dan mulai minggu setelahnya sudah diadakan simulasi ujian.
"Huah, tumben simulasi ini gampang buat gue" ucap Alex diakhiri kekehan.
"Gausah berbangga diri, simulasi lo bisa lulus. Belum tentu pas ujian sungguhan, bakal kicep lo" cibir Renald yang memasukkan buku paket ditas.
"Impossible,, impossible"
"Bangke lah lo pada. Gue mau nyamperin Aletta dulu" ucap Alvino.
"Yoi"
Mereka bertiga menuju kantin untuk makan. Sedangkan Alvino menghampiri Aletta yang baru saja keluar ruangan bersama teman lainnya.
"Ta, gimana?" tanya Alvino yang datang terus merangkul.
"Bisa, semoga saja besok ujian kayak gini hehe"
"Aku harap gitu. Mau langsung pulang apa kekantin?" tanya Alvino.
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo