52. Steven Emilio

8.4K 196 2
                                    


Aletta sekarang sedang mengajak Steven menuju perusahaan Alvino menggunakan mobil pribadi.

Steven yang sudah berumur sekitar 7 tahun sudah mulai mengerti. Dia bermain ponsel dikursi kiri, sedangkan Aletta fokus dengan jalanan.

"Steven" panggil Aletta.

"Hmm"

Aletta menoleh ke Steven yang bermain ponsel itu, mencubit pinggangnya membuat dia mengaduh.

"Apa ma?"

Aletta menggeleng kecil, selalu seperti itu jika dipanggil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aletta menggeleng kecil, selalu seperti itu jika dipanggil. Entahlah, Steven lebih memilih ponselnya ketimbang dirinya.

Sifat Steven adalah sedikit cuek menurun dari Alvino, peduli menurun dari Aletta tetapi hanya sedikit, dia juga dingin dengan beberapa orang. Tidak heran jika Steven dipanggil hanya menyahuti deheman.

"Kamu lapar? Jika iya bisa mampir ke restoran terlebih dulu"

"Tidak. Aku ingin bermain basket dilapangan perusahaan"

"Baiklah. Terserah kamu"

Steven kembali menatap ponsel. Sungguh, dia seperti berbeda dari Alvino dan Aletta. Sikapnya yang sering membuat jengkel oleh mereka, malah terkesan menggemaskan untuk anak umur 7 tahun.

Aletta memarkirkan mobil. Turun bersama Steven yang berjalan dahulu, dengan gemas Aletta menariknya.

"Sayang, kenapa terburu-buru?"

"Aku ingin segera ganti baju ma. Temanku sudah menungguku dilapangan"

"Ya ya. Seharusnya tadi mama tidak mengajakmu kesini, jika hanya bermain basket bukan?"

"Ma, ayolah" rengek Steven.

Aletta menangkup kedua pipi Steven, sungguh menggemaskan. Dia mengiyakan, membuat Steven berlari menuju lift.

☆☆☆

Alvino dan Aletta menatap Steven yang bermain basket dilapangan samping perusahaan. Menurutnya, mereka harus membiarkan Steven melakukan apapun. Lagian Steven bukan golongan anak nakal.

"Steven! Ayo main lagi" seru Gio temannya.

"Aku perlu istirahat" balasnya tak kalah kencang.

"Jika mau main lagi kemarilah"

Steven hanya mengangguk kecil, setelahnya ada bola yang menggelinding didepan dan melaluinya begitu saja.

"Hai kawan! Tolong lemparkan" seru seseorang, sepertinya yang menggelindingkan bola itu.

Steven mendecih, dia memutar mata malas. Tentu dia tidak ingin disuruh oleh orang yang tidak kenal. Memilih mengabaikan dan menatap para temannya bermain basket.

Orang yang berseru itu menghampiri Steven, membuat dirinya mendongak.

"Ada apa?"

"Ada apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
davies son 'n his soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang