33.3 London ada urusan

2.8K 153 3
                                    


Awalnya ragu, sebelum dia benar-benar membuka pintu dia menghela nafas sangat panjang.

Pip

Tek!

Suara pintu terbuka, dan bergeser sedikit. Dimas dan dr. Tian melempar pandangan. Sedangkan Aletta mencoba menilik ada apa didalam.

"Buka, Vin" ujar Tian.

Alvino mengangguk, tangannya terulur memegang gagang pintu besi. Perlahan pintu itu terdorong kebelakang.

Dan mulai menampilkan, sesuatu yang seharusnya tidak mereka lihat. Yang seharusnya tidak dilihat!.

Seorang yang sudah tidak terbentuk, dan terikat dikursi kayu. Alvino meneguk ludah kasar kala mengingat kejadian mengenaskannya.

Tentu mereka semua shock. Tian yang menatap sesuatu didalam gudang dan Alvino secara bergantian, dia selaku dokter sungguh kaget apa yang sudah dilakukan Alvino.

Dan Dimas membeku ditempat. Tidak membayangkan betapa sakitnya Alvaro yang ditikam dan dibunuh Alvino sampai seperti itu.

Moon dan Light pun sama seperti Dimas. Mematung ditempat. Tidak untuk Aletta. Aletta berjalan pelan menuju Alvino untuk melihat apa yang membuat mereka terdiam.

Dan ternyata benar, dia sungguh shock dan..

"I-ini.."

Bruk

Sontak mereka semua menoleh kebelakang. Mendapati Moon memegang Aletta yang ambruk. Alvino langsung melepaskan gagang pintu dan berjalan menuju arahnya.

"Ta, Aletta" panggil Alvino mengusap pipi Aletta.

"Dia pingsan" ujar Moon.

"Singkirkan dia dulu aja, Vin. Kita urus ini sebelum benar-benar membusuk" ucap Tian memegang pundak Alvino.

Perlahan, Alvino beralih menatap Aletta lama. Dan dia mengangguk. Moon yang paham pun menggendong Aletta dan menaruhnya ke gazebo rooftop dibantu Light.

Sedangkan Alvino, Tian dan Dimas kembali ke gudang.

"Sampai seperti ini, Vin?" tanya Tian tanpa merasa jijik apapun.

Dimas bergidik. Dan memegang perutnya, dirinya berlari kearah lain. Bersandar ketembok disebelahnya.

"Huwekk,, ewhh.."

Bagaimana Dimas tidak mual. Yang dilihat kali ini benar-benar sungguh menjijikkan dari kotoran hewan.

Darah kering yang menghiasi seluruh bagian dalam gudang. Menatap mayat Alvaro yang sangat tidak terbentuk. Beberapa bagian tubuh tidak menyatu dengan tubuh aslinya.

Seperti tangan kanannya yang tidak ada. Menyisakan lengannya saja. Itu menampakkan daging dan tulang. Salah satu kaki bagian kirinya pun sama halnya.

Baju yang masih melekat ditubuh Alvaro, apalagi warna putih baju itu menjadi merah pekat khas darah. Juga ada sebuah pisau masih menancap tajam dikepalanya.

Sungguh menggenaskan.

"Pakai sarung tangan ini" ucap Tian memberikan ke Alvino.

"Dan kamu, Dim--"

"Mana dia?" tanya Tian saat tidak mendapati keberadaan Dimas disamping kirinya.

"Hah?"

Tian mengedarkan pandangan dibelakang. Mendapati Dimas yang bersandar ditembok jauh dibelakangnya.

"Dia mual. Suruh dia menemani Aletta saja. Biar dibantu Moon dan Light, mari"

Alvino mengangguk. Mengkode Dimas untuk duduk dan bodyguard nya menghampiri.

davies son 'n his soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang