Hari senin, Alvino sibuk mencari dasinya yang hilang entah kemana."Ih mana sih anjing" umpatnya.
Alvino mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kamar. Mencari dasinya, ia menggeledah setiap tempat. Tempat tidur, meja belajar, kolong kasur, almari, dll.
Tetapi satu arah yang ditatap Alvino membuatnya mematung terdiam.
"Kenapa belakangan ini sering muncul,, arghh!!" racau Alvino mengacak rambutnya kasar. Lalu berbalik ke arah yang berlawanan.
"Vin" suara panggilan itu memelan tetapi bisa didengar Alvino dan terasa dingin ditelinga.
Alvino menatap kanan, kiri, depan, belakang. Memastikan jika yang didengar bukan suara Alvaro.
"Alvinoo" dia mendengar itu lagi. Mencari ke segala arah, dan matanya sekarang menatap figur seorang yang sama.
"K-kak v-varo?" gumam Alvino terbata-bata tidak percaya kepada seseorang yang berada didepannya kini.
"Haii. akhirnya kita bisa berbicara berdua disini"
"Lo ngapain disini?!" tanya Alvino sambil mengepalkan tangan.
"Gue belum tenang vin, gara-gara lo brengsek!!."
"Stop, gue halusinasi. gue halusinasi." gumam Alvino dan menunduk.
"Bukan halusinasi vino. Tangan kanan gue belum ditemuin setelah 2 tahun lalu. Dan ini yang buat gue ga tenang! balikin tangan gue!"
"Tapi itu juga salah lo! Gak! pergi lo! gue mau jemput Aletta!" marah Alvino mengacuhkan lalu mengambil tasnya, menuju pintu.
Suara tawa dari Alvaro terngiang-ngiang dikepala Alvino membuatnya tidak fokus menyetir. Tetapi dia berusaha mengabaikan itu. Alvino langsung menuju rumah Aletta, dia belum telat. Masih jam 06:40.
"Ta" panggil Alvino keluar dari mobil dan menghampiri Aletta yang didepan pintu rumah.
"Kok kamu lama sih Al"
"Dasi aku hilang"
"Terus mana?"
"Nanti aku beli dikoperasi, ayo berangkat"
"Iya ayo"
Alvino tersenyum lalu mengusap lembut pipi Aletta. Mereka masuk mobil, dan Alvino segera ke sekolah supaya tidak terlambat.
☆☆☆
Alvino memasuki kelasnya ada David yang duduk dikursinya, dan Alex yang cekikikan tidak jelas, juga Renald yang duduk diatas meja mendengarkan musik.
"Woii, baru dateng lo?" tanya Alex mengajak high five Alvino.
"Dasi gue ilang bangsat"
"Pr lo udah vin?" tanya David.
"Udahlah. Emang kayak lo, nyontek aja kerjaannya. Buang aja tu otak jika ga lo pake" maki Alvino.
"Lo tau lah, mana"
"Nih"
David menerima buku pr itu, dan segera menyalin sebelum bel masuk berbunyi.
"Yoga masuk kaga ren?" tanya Alex.
"Gatau lah, emang ngapain?" tanya balik Renald menatap Alex sekilas.
"Uang gue belum dikembaliin anjir"
"Berapa?" tanya Alvino menyahut.
"5 ribu"
"Buset dah, kek miskin amat lo" sahut David yang sedang menyalin pr nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo