"Felix?"Laki-laki yang membantu Alvino menoleh. Mendapati teman perempuannya yang sudah lama tidak bertemu.
"Ya?"
"Lo disini??"
"Iya, Ra. Kenapa engga suka ya?" tanya Felix yang bersedekap dada.
"Apa sih. Bokap gue bilang kalo lo disini. Gue cariin ternyata disini. Ngapain?" tanya Alvira.
"Bantu cowok tadi"
"Hah?"
Cklek
Mereka berdua menatap seseorang yang baru saja keluar dari kamar.
"Udah pulang?" tanya Alvira.
"Iya. Sorry engga bisa mampir beli makanan tadi" ujar Alvino yang tidak memperdulikan Felix.
"Kenapa?"
"Engga sempet. Aletta keburu ngantuk, udah sana" ucap Alvino mengibaskan tangan.
Alvino melangkah kesamping kamar. Setelah menggesekkan kartu, dia berbalik.
"Oh lo masih disini? Makasih bantuannya" tutur Alvino menunjuk Felix dan memasuki kamar.
Alvira menatap Felix dan Alvino bergantian. Kemudian juga menunjuk Felix. Felix yang ditunjuk pun menunjuk dirinya sendiri.
"Gue?"
"Lo bantu abang gue tadi?"
"Lah tadi abang lo?"
"Iyalah"
"Gue kira pacar lo" kekeh Felix.
"Ga banget" ujar Alvira bergidik dan berbalik badan meninggalkan tempat.
"Eh lo mau kemana?" tanya Felix.
"Restoran"
"Gue ikut! Traktir ya" seru Felix yang mengikuti Alvira dari belakang.
☆☆☆
Aletta sedang tidur. Dia jadi ngantuk karena habis nangis di pemakaman. Menarik selimutnya sampai menutupi kepala.
Sedangkan Alvino, dia membaca novel dan menyumpal telinganya dengan headphone.
Drrtt.. Drrtt..
Alvino melepas headphone dan mengambil ponsel. Tertuliskan nama 'Renald' dilayar.
"Ada apa?"
"Eh nyet!"
"Lo kaga ada kuota ya sampe nelpon pake hp orang?"
Alex yang diseberang pun terkekeh.
"Hehe, lo balik kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo