♠♣Steven memasuki sekolah bersama ketiga temannya. Mereka cukup disorot karena keunggulan otaknya. Mereka tidak bida dikalahkan saat olimpiade apapun.
"Kalian duluan lah" ucap Steven, karena dia menatap sesuatu yang tidak enak dipandang.
"Lo mau kemana?"
"Kantin" ucapnya berlalu.
"Ada apa dengannya?" tanya Marchel.
Gio dan Ferdinand bergidik, mereka bertiga akhirnya menuju kelas. Sedangkan Steven sedari tadi memperhatikan perempuan, dia menghampiri perempuan yang sedang dibully oleh beberapa cewek.
"Hentikan!" seru Steven.
Mereka bertiga-- orang yang membully seorang perempuan yang sedang menekuk kaki dibawah. Perempuan itu berantakan rambutnya, dan kebas oleh campuran jus.
"Eh Steven, ada apa?" tanya Elisa lembut, dia masih mengejar Steven sejak kelas 7.
Tentu Steven tidak menghiraukan, melewati Elisa begitu saja. Menarik perempuan itu berdiri, dia Lesya. Perempuan tempo hari lalu yang menjual susu.
"Steven, apa yang kamu lakuin?" tanya Elisa mencekal baju Steven.
"Lepasin. Gue tau, kalian selalu bully orang. Jangan keterusan dong. Gue bikin kalian bertiga di DO dari sekolah, banyak tingkah disekolah gue tau gak!" sentak Steven.
"T-tapi--"
"Tapi apa bitch. Kelakuan kalian bikin gue eneg" tutur Steven menarik Lesya pergi.
Lesya diam saat ditarik olehnya sampai depan kamar mandi. Steven menatap Lesya yang menunduk itu, tangannya tergerak untuk mengangkat dagu Lesya.
"Lo diapain tadi?"
"Engga kok, cuma tadi emang salah gue. Terimakasih soal tadi"
Steven memberikan sepasang seragam, dan diberikan oleh Lesya.
"Ganti baju, habis ini bel masuk"
Lesya mengangguk, menatap Steven yang berjalan meninggalkannya. Entah kebetulan atau tidak, membuat Lesya senang kana hal itu. Dia baru pertama kali diperhatikan oleh seseorang.
☆☆☆
Mereka berdua -Aletta dan Alvino- sedang duduk berdua diruang tamu dikediaman rumah mereka sendiri.
"Steven tumben belum balik" gumam Aletta.
"Mungkin sedang diperjalanan"
Aletta mengangguk kecil, bersandar kebahu Alvino. Menatap acara uang ditayangkan di televisi.
"Aku pulang" ucap anak yang dinanti oleh mereka.
"Steven? Baru pulang? Udah jam 5 sore loh"
"Maaf ma. Tadi ada acara kumpul sama temen"
"Mandilah sayang, habis itu turun makan ya"
Steven mengangguk, dia berjalan menuju tangga. Tetapi anjing malamut alaska kesayangannya itu menggelayut dikakinya. Steven memutuskan menggendong si anjing besar itu naik kekamarnya.
"Bagaimana dia bisa menggendong anjing besar itu ya, Al. Aku saja engga kuat" ucap Aletta.
Alvino tersenyum kecil, tangan kanannya dia lingkarkan kebahu Aletta. Mengusap pipi Aletta lembut.
Sedangkan Steven dikamarnya, dia tidak langsung mandi. Bediri dibalkon, mengingat apa yang dia lakukan tadi sama Lesya.
Dari makan bersama saat pulang sekolah, membantunya menjual susu seperti waktu itu sampai mengantarnya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo