Edward duduk dikelas, sendiri karena Zidan telah mati karena jebakan Alvino. Dia tau jika Alvino yang membunuh, tapi dia berfikir dia tak mempunyai bukti. Edward lama melamun, kemudian lamunannya buyar karena seseorang yang berteriak didepan pintu."Edward! lo dipanggil kepsek tuh" panggil Shella.
"Ngapain?"
"Mana gue tau"
Edward hanya mengangguk lalu keluar kelas menuju ruang kepsek. Dijalan, dia bingung harus apa. Sibuk memikirkan keadaan, hingga dia sudah sampai didepan pintu ruang kepsek.
"Hufttt...."
Edward membuka pintu, mendapati kepsek yang melihat sesuatu dilayar LCD bersama beberapa guru dan juga ada Alvino dan David.
'Sial. Ngapain disini' batin Edward.
Alvino yang menyadari kehadiran Edward pun menoleh dan menyeringai tajam.
"Edward. Silahkan masuk" ucap datar kepsek membuat Edward manatapnya dan mengangguk.
Edward masuk mendekat, melihat kearah layar LCD yang menampilkan adegan kemarin. Dia kaget, dan sedikit menunduk. Karena para guru menatapnya.
"Silahkan duduk" suruh guru BK.
Edward mengangguk lalu duduk dikursi kosong, sialnya dekat Alvino. Edward melihat Alvino yang menatapnya tajam lalu tersenyum dan segera duduk.
"Apakah ini perbuatanmu Edward??" tanya kepsek dan menunjuk layar LCD yang masih senantiasa memutarkan video.
"Bukan saya pak"
"Jangan mengelak" desis David.
"Diem lo sialan!!" teriak Edward menunjuk David.
"Lo yang diem anjir" sahut Alvino membuat Edward terdiam.
"Saya tanya Edward! apakah kamu yang membunuh Samuel dan Zidan?!" suara lantang kepsek menuju ruangan.
"Bukan saya pak! dia yang merencanakan semuanya?!" marah Edward dan menunjuk Alvino.
Alvino yang ditunjuk pun kaget, kemudian mengernyit heran.
"Lo punya bukti apa?" tanya Alvino menepis kasar tangan Edward.
"Kelihatan lo yang bunuh mereka Alvino! dan lo gak berhak nuduh gue!" ucap Edward.
"Sudahlah Edward, bukti ini sudah menunjukkan kalau kamu yang telah membunuh Samuel dan juga Zidan" tutur kepsek.
"Tapi pak bukan saya. Dia yang merencanakan semuanya"
"Udah ada bukti Edward. Kau jangan mengelak, dan silahkan masuk"
Ucapan kepsek membuat Edward bingung, dan sontak menatap pintu. Menampilkan beberapa polisi.
"Maaf, dengan saudara Edward"
"Dia pak" tunjuk David membuat Edward menatapnya tajam.
"Kami anda tangkap atas perencanaan pembunuhan 2 siswa dan menggunakan bom ilegal"
"Tapi bukan saya pak! seharusnya yang anda tangkap dia bukan saya, dia yang merencanakan semuanya!"
Edward menarik Alvino kasar, membuat sang empunya kaget.
"Eh lo apa-apaan sih!" tanya Alvino.
"Tinggal ngaku aja kalik, kaga usah nuduh nuduh" cibir David.
"Sialan, awas lo" ujar Edward menunjuk Alvino kemudian ditarik pihak kepolisian keluar.
Alvino ikut berjalan keluar, dan mensejajarkan langkahnya disamping Edward.
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo