Hati Alvino berdegup 2 kali lebih cepat, saat Aletta menuntut jawaban tentang pertanyaannya."Al, jawab Al. Biar aku yakin kamu salah dipikiran ku sekarang" tutur Aletta memegang kencang lengan Alvino.
Alvino membuang muka dan menolak bertatapan dengan Aletta. Tatapan Aletta dapat membuat Alvino luluh seketika.
Tapi dia tidak seharusnya keceplosan tentang kelakuannya hanya karena Aletta.
"Apa yang kamu maksud pun, aku engga paham ta"
"Sekarang gini,. Kamu tau sesuatu engga tentang kematian kak Varo??"
Alvino menggeleng ragu.
"Jangan berbohong. Kamu tau kan, kalo di hubungan kita engga ada kebohongan satu pun??"
"Aku tau. Tapi aku jujur, aku bukan seperti apa yang kamu maksud ta. Jangan tanya aneh-aneh"
"Maksud kamu aneh apa? Aku hanya tanya. Kamu tau apa yang dipikiranku??" tanya Aletta menarik Alvino mendekat.
Perlahan, tatapan Alvino bertemu dengan mata Aletta yang selalu membuat Alvino tersenyum.
"A-apa.." gumam Alvino.
Aletta berjalan mendekat, mendekatkan mulutnya ke samping telinga Alvino.
"Kamu bunuh kak Varo kan??" bisik Aletta.
Deg.
Alvino membeku, tubuhnya menegang. Tatapannya tajam kedepan, entah apa yang dipikirkan Alvino. Pastinya dia tidak menyangka kala Aletta bertanya seperti itu.
"Apa yang kamu omongin? Engga usah aneh-aneh deh ta" elak Alvino yang menegakkan tubuh.
"Benar kan? Kamu kan?"
"Engga ta. Kamu kenapa nanya aku kayak tadi? Ada yang bicara ke kamu tentang aku yang engga-engga??" tanya Alvino memegang kedua pundak Aletta.
Dan Aletta menepisnya.
"Engga penting kamu tau engga nya. Yang penting kamu jujur sama aku soal kematian kak Varo" ucap Aletta dan meninggalkan Alvino.
Alvino menatap Aletta dari belakang yang mulai menjauh pun tersenyum kecut. Tidak ada yang dipikirkan Alvino sekarang.
Harusnya dia marah karena Aletta mulai mengetahuinya, dan dia akan mencari seseorang yang berani-beraninya mengucapkan hal terlarang itu bagi Alvino.
Tapi, saat melihat tatapan marah dan tidak suka dari Aletta. Alvino pun sedikit mengurungkan niat untuk mencari siapa itu.
'Sialan' batin Alvino dan dia beranjak pergi dari tempat.
☆☆☆
Alvino menyeret langkahnya menuju kelas, sempat menoleh kekelas Aletta. Tetapi Aletta tidak merespon dirinya.
Alvino berjalan menuju bangku, beberapa orang memusatkan pandangan karena Alvino yang berjalan dengan tatapan tajam.
Dimas yang dilewatinya pun mengernyit heran. Dia perlahan menoleh kedepan, tetapi setelahnya dia terjengit kaget kala Alvino menarik lengannya kasar.
"Eh, Vin. Lo ngapain?" tanya David yang menyadari Alvino mulai menyeret Dimas.
"Diem lo disitu!" seru Alvino menunjuk David.
David tersentak saat Alvino sedikit membentaknya dan menyuruh untuk tidak mengikuti.
Beruntung dikelas itu guru sedang kosong, jadi tidak ada alasan lain untuk menghentikan Alvino. Semua murid menatap Alvino yang menarik Dimas keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo