13.Pelaku?

4.6K 204 7
                                    


Disebuah basecamp dihutan jauh dari jalanan, yang awalnya baik-baik saja sekarang hancur karena seseorang. Keadaan sangatlah miris jika dilihat.

Rumah kecil yang disana sudah porak perandakan akibat ledakan keras. Dan banyak darah kering disana, mengakibatkan bau anyir darah yang menyeruak di indra penciuman. Properti disana pun juga sudah habis, bahkan ada yang rusak akibat ledakan.

"Anjir, baunya bikin gue mual" gumam Zidan yang menutupi hidungnya seraya memegang perutnya.

"Buru kita temuin bukti, apapun"

Zidan hanya mengiyakan ucapan Edward. Mereka berpencar arah kanan dan kiri. Mengecek setiap inci tempat kejadian.

"Ward!!" panggil Zidan dengan suara keras membuat pemilik nama menengok ke arahnya.

"Apa woii, lo nemuin apa?" tanya Edward menghampiri.

"Kaki kiri Samuel, Ward!" tunjuk Zidan ke salah satu kaki yang putus dibawah pohon besar.

"Lo kemarin nemuin mayat Samuel dimana Dan? gue lupa"

"Deket lubang besar sana tu"

Edward menarik Zidan ke arah lubang besar, yang disana ada beberapa bagian tubuh Samuel yang tampak memucat dan sedikit membusuk karena sudah lama. Lubang besar itu ada bom yang meledakkan kawasan basecamp Samuel.

Sekitar lubang itu hanya ada beberapa tubuh Samuel, kepala, tangan kanan, kaki kanan, dan sebagian tubuh yang hancur. Zidan melihat isi tubuh Samuel yang berceceran namun sudah kering pun membuang arah dan menutup mulut seakan ingin muntah.

"Anjing" umpat Edward.

"Kaki sama tangan sebelah kiri belum ada, Ward. Berarti disana tadi kaki kiri Samuel. Trus tangan kiri nya dimana?" tanya Zidan.

"Mana gue tau, pasti ada disini. Ledakan disini pasti keras, Dan. Buat tubuh Samuel kececer." ujar Edward.

"Yaudah buru cari tangannya, gue mau cari karung buat ngangkut tubuh Samuel."

"Emang lo berani? natep aja sok jijik" tutur Edward.

Zidan mencari karung besar, dan akhirnya ketemu. Langsung menghampiri Edward yang menatap beberapa tubuh Samuel.

"Lo aja gih" ucap Zidan memberikan karung besar itu.

"Gausa banyak bacot lo. Lo cari tangan kirinya sana, gue masukin ini semua ke karung. Biar cepat kelar"

Zidan hanya nyengir dan segera mencari tangan kiri Samuel. Memutari area basecamp, dan melihat dibalik pembatas hutan dan menghampiri.

"Ward, tangannya disana anjir. Gimana ambilnya?" teriak Zidan.

"Mana?" tanya Edward.

Zidan menunjuk arah yang dimaksud, Edward mengikuti tunjukan Zidan. Ada tangan kiri Samuel, yang dibawah ranting pohon yang jatuh.

"Lo ambil" suruh Edward.

"Gimana caranya tolol, orang dipager besi gini"

"Lewat sana"

Edward menunjuk pagar besi yang bawahnya sudah terbuka lebar. Zidan hanya mengangguk.

"Lo disini aja, Ward. Tungguin gue" pinta Zidan.

"Iya, buru lo"

Zidan keluar hutan melewati lubang besar dipagar besi, dan menuju kearah tangan itu. Mengangkat ranting pohon, dan menaruhnya disamping. Terlihat tangan kiri Samuel yang berlumuran darah kering. Berjalan perlahan, kemudian menunduk mengambilnya tetapi ada suara yang membuatnya mematung tidak bergerak.

davies son 'n his soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang