Seminggu setelah ujian. Dan Dimas pun juga sudah menyelesaikan ujian susulannya. Waktunya Alvino menyelesaikan semuanya.Sekarang mereka masih disekolah, berdiam disana sebentar seperti biasa. Alvino dengan ketiga temannya, Aletta pun sama bergabung dengan ketiga temannya.
Dimas sudah pulang kerumah. Ingin istirahat dulu katanya saat Alvino bertanya, kapan dia bisa diajak untuk ke London nanti.
Ting!
"Akhirnya selesai ni ujian" tutur David setelah dia memasukkan bola basket kedalam ring.
Bola itu dibiarkan menggelinding tanpa diambil oleh pelemparnya. Berjalan bergabung dengan Alvino dan Renald yang duduk dikursi panjang, dan Alex yang menyumpal telinga dengan headphone.
"Apa sih woi" seru Alex saat headphone yang ia kenakan dengan tidak santai terlepas kasar dari kepalanya.
"Dengerin apa sih lo, seru amat. Gabung" ujar David yang sudah mulai duduk lesehan disamping Alex.
Ya. Mereka berdua duduk lesehan tidak jauh dari kursi Alvino dan Renald.
"Goblok. Ini headphone bukan earphone sialan. Mana bisa buat 2 kepala, mikir" ucap Alex dan merebut kembali barangnya.
"Ya udah sih, gausah pake headphone segala. Dengerin bareng-bareng aja kan seru"
David yang geram pun mencabut kabel penghubung headphone Alex dengan ponselnya. Melempar dengan santai ke tengah lapangan.
Tak
Sontak Alex pun beranjak dan menekuk kaki dihadapan barang miliknya yang terkapar.
"Eh anying, headphone mahal gue" gumam Alex.
Sedangkan David sedikit terkekeh ditempat. Tidak memikirkan bagaimana nasib yang mengimbas dirinya nanti.
"David sialan!"
David terjengit kaget karena suara tinggi Alex yang entah sejak kapan menghampiri dirinya. Dia tidak bisa berlari, karena untuk berdiri saja jaraknya dengan Alex pun sangat menipis untuk memberikan bogeman.
"Eh buset, apa?" tanya David mendongak menatap Alex.
Alex menatap tajam David, tangan kiri memegang headphone dan tangan kanan mencengkram kerah seragam David.
"Otak lo, lo jual ya? Abis ujian lo tambah bego sialan" maki Alex dan melepaskan David.
"Dahlah gue mau balik" ucap Alex berjalan menjauh.
"Jangan balik setan, lo punya utang sama gue" tutur David yang menarik Alex.
"Utang apa?"
"Jajanin gue dikantin lah"
Suasana lapangan hening. Alex yang berusaha memikirkan ada janji apa sehingga dirinya mentraktir David.
Alvino yang sibuk tersenyum dengan ponselnya. Renald yang sepertinya mulai tertarik dengan obrolan bodoh Alex dan David.
"Ada apaan woi? Pake jajan segala, gue mau dong" ujar Renald.
David pun berbalik.
"Engga ada sih. Cuma biar dia engga pulang aja, jajanin gue ya. Laper anjir" ucap David memohon.
"Ya udahlah skuy" final Alex.
"Oke sip. Gue juga"
Alex pun menggeleng kecil, berjalan dan merangkul Renald yang berjarak sedikit lebih tinggi darinya.
"Lo ikut ga, Vin?" tanya David.
"Eh, enggalah. Gue mau pulang nih, ditunggu Aletta di parkiran. Kalian mau kemana?" tanya Alvino saat menyadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo