26.2 Curiga

2.7K 160 4
                                    


Aletta sekarang sedang berjalan dari mini market. Biasanya yang belanja bahan makanan itu bibi atau mama. Tapi sekarang bibi mengambil cuti, dan mama membersihkan rumah.

Dia tidak akan meminta tolong dengan Alvino. Bukannya merepotkan, tapi tidak mau saja.

"Hmm, kurang apa ya. Sayur, buah, tepung,--"

"Ah aku lupa beli telur" gumam Aletta dan dia berbalik menuju mini market.

Aletta kembali masuk ke minimarket, mengambil telur dan segera membayarnya. Dia sebenarnya ingin langsung pulang, tapi ada seseorang yang memberhentikan Aletta dipintu keluar minimarket.

"Eh? Aletta ya?" tanya orang itu.

"M-maaf? Siapa?"

"Gue yang chat lo waktu itu, yang minta ketemuan buat ngomong sesuatu. Ada waktu engga?" tanya orang itu.

"Ada. Tapi jangan lama-lama ya"

"Iya. Cuma bentar. Ayo duduk disana" ujarnya menunjuk sebuah bangku depan minimarket.

Aletta mengangguk ragu. Dia tidak menaruh curiga dengan orang itu, kelihatannya baik pikir Aletta. Lagian ramai orang dijalanan.

"Kamu siapa? Aku engga kenal loh"

"Oh maaf, gue Vernon. Kenalin"

Aletta menerima jabatan tangan Vernon. Dia mengangguk, kala Vernon tersenyum.

"Mau bicarain apa?" tanya Aletta.

"Soal kakak lo"

Aletta tertegun atas penggalan ucapan Vernon. Secarik senyum terukir di bibir Aletta. Entah apa yang ada dipikirnya, Aletta senang jika membahas kakaknya.

"Kak Varo?"

"I-iya"

"Kenapa?"

"Dia sudah meninggal?" tanya Vernon hati-hati.

"Iya. Padahal aku tidak rela dia pergi" ucap Aletta menunduk.

"Kenapa dia meninggal, Ta?"

"Engga tau. Dia hilang, dan dikabarin meninggal"

"Jasadnya?"

"Engga tau juga. Aku dan keluarga taunya kak Varo meninggal. Di selidiki polisi, ternyata emang engga ada yang tau. Kami sekeluarga anggap kak Varo meninggal, dan udah ikhlasin dia. Biar tenang" jelas Aletta dan diakhir ucapan dia tersenyum.

"Gue engga mau ngomong ini, tapi ini perlu"

"Maksudmu? Aku engga paham"

Vernon menghela nafas, dia menuliskan sesuatu dikertas putih yang sengaja dia bawa. Seelah menulis, memberikan ke Aletta.

Aletta menerima itu, dan mulai membaca.

'Alvaro dibunuh, bukan hilang'

Aletta membaca kembali tulisan itu, ini tidak mungkin salah. Menatap sekilas Vernon.

"Jangan bicara omong kosong, Vernon" tegas Aletta membuang kertas itu.

"Ini bener ta"

"Kalo iya, siapa yang bunuh kak Varo?!"

"Jangan teriak, gue mohon. Gue engga tega bilang ini."

"Siapa?"

"Alvino"

Satu kata, beberapa perasaan yang dipikirkan Aletta soal ucapan yang dilontarkan Vernon.

davies son 'n his soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang