3 bulan pun berlangsung di Internasional High School. Dan untuk menentukan kelulusan, seperti biasa semua murid kelas 10-12 akan melaksanakan ujian akhir."Huh aku engga sabar banget tau mau naik kelas. Terus lulus" ucap Aletta yang menggenggam kedua tangan Alvino.
"Aku juga ta. Terus hidup sama kamu deh" ujar Alvino mencubit gemas ujung hidung Aletta.
"Ih. Alay deh Al, pake hidup berdua segala"
Aletta merubah posisi menatap beberapa orang di lapangan yang sedang bermain basket. Alvino yang disampingnya pun melangkah berdiri dibelakang Aletta.
Greb
Memeluknya erat, seperti tidak menghiraukan orang yang lewat dan menatap. Bagi mereka ini hal yang biasa, asalkan tidak melewati batas.
"Apa kamu engga mau hidup berdua sama aku" tanya Alvino yang menaruh dagunya dibahu kanan Aletta.
Aletta tersenyum dan mengangguk kecil.
"Mau tau sesuatu?"
Aletta menoleh dan mengangkat alis. Merubah posisi Aletta agar berhadapan dengannya, sedangkan kedua tangan Aletta memegang ujung tembok yang di belakangnya.
"Apa?"
"Mau aku lamar?" tanya Alvino.
Aletta tersenyum dan menggeleng.
Chup
"Mau aku lamar tidak?"
"Tidak mau"
Chup
"Tunangan denganku mau?"
"Engga mau, Alvino"
Chup
"Menjadi ibu dari anak-anakku tidak mau??"
"Engga mau Al, kenapa aku harus--"
Alvino membungkam mulut Aletta dengan bibirnya. Dia menarik tengkuk Aletta, dan melumat lembut bibir Aletta.
"Sekarang mau?" tanya Alvino yang menjauhkan kepalanya.
Aletta tidak menatap Alvino, dirinya hanya memberi jawaban anggukan saja. Alvino menarik Aletta kedalam pelukannya, mendekapnya erat.
"Secepatnya, Ta. Aku akan menjadikanmu milikku seutuhnya"
"Makasih, Al"
Alvino mengangguk. Mengelus kepala Aletta. Pelukan mereka berakhir saat suara bel masuk berbunyi.
Kringg.. Kringg..
"Yang diatas segera turun, ya! Bel pulang udah bunyi, Buru beres-beres kelas!" seru seseorang dari bawah.
Alvino dan Aletta menatap itu, mendapati Felix, Alex, David dan Renald yang men dribble bola basket.
Alvino meringis, dirinya menarik tangan Aletta menuju bawah. Kemudian memasuki kelas masing-masing.
"Ayok dah kekelas. Btw, guna juga teriakan lo, preman bener" ucap Alex memukul pelan lengan Felix.
Felix menggidikkan bahu, dia berlalu begitu saja membuat Alex berdecak.
☆☆☆
Ujian penentuan disekolah pun diadakan mulai senin sampai hari jumat. Semua murid mengerjakan tanpa halangan, mereka semua bekerja keras dalam belajar. Membuat tidak ada kendala sekalipun saat ujian berlangsung.
Alvino dkk tidak ada masalah. Mereka cukup pintar untuk hal yang sulit pun. Aletta dkk pun sama halnya.
"Baiklah anak-anak, ini hari terakhir ujian kalian. Kerjakan dengan baik, tidak ada suara dan sahutan. Mapel terakhir adalah kimia dan fisika"
KAMU SEDANG MEMBACA
davies son 'n his soul [END]
Teen Fiction𖥻ꦼꦽ➮ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ. TAHAP REVISI ❝ Tidak keberatan bukan jika aku mengambil nyawamu saat berurusan dengan kekasihku tanpa sepengetahuanku? ❞ ─── ©. arsenicc_oo