Malaikat 2

252 38 6
                                    


Jadi ceritanya, sekarang lagi jam istirahat di Hunter Junior High School. Karena kantin rame, siswa-siswi pada makan di taman belakang sebagai alternatif. Tapi ya risikonya kalo mau cuci tangan susah, perlu jalan ke toilet terdekat. Kan kalo di kantin udah tersedia tempat cuci tangan sama sabun jadi gampang.

Milih makan di taman daripada di kantin itu namanya opportunity cost (biaya kesempatan).

Lah, malah bahas ekonomi :v /mabok

Intinya, di taman juga rame. Syukur-syukur masih kebagian tempat untuk duduk di bangku, ada yang sampe bawa tikar untuk lesehan. Ya daripada makan sambil berdiri kayak jerapah.

"Eh, Machi sendirian aja," sapa Ponzu sambil nyamperin Machi yang duduk lesehan di bawah pohon—tempat yang strategis.

Awalnya, Machi gak sadar kalo kuning-kuning gede(?) yang jalan ke arahnya itu manusia, dikiranya lemon bisa jalan. Alhasil, Machi kaget dong. "Bujug! Kirain apaan dari jauh kok ada kuning-kuning gede jalan kemari kayak umbul-umbul janur kuning," ujar Machi sambil natap Ponzu yang cengar-cengir.

Mending, daripada dikira kuning-kuning yang ngambang di kali :v

"Ini bukan umbul-umbul janur kuning, ini topiku," jelas Ponzu sambil nunjuk topinya yang gede itu. "Kalo umbul-umbul janur kuning mah bukan di kepalaku, tapi di acara tahlilan."

"Pernikahan, Pon. Bukan tahlilan."

"Oya sama aja."

"Beda, Pon. Ya kali dah orang nikahan fotonya dipajang di buku Yasin."

Ponzu ketawa aja, senang karena ternyata Machi masih bisa berjanda—eh, bercanda. Soalnya tampang si Machi judes parah, sinis tingkat nasional. Tapi selera humornya setingkat Rupiah alias rendah /digaplok pake segepok uang U$

"Sini, Pon. Temenin aku makan bareng," ajak Machi. "Daripada aku makan sendirian udah kayak jomblo karatan," lanjutnya.

"Oke!" Ponzu pun duduk di samping Machi, terus nanya, "Memangnya Machi masih jomblo ya?"

Machi angguk-angguk sambil senyum miris. Aduh, kasyan deh jadi pengen ketawain :v /plak.

"Kalo kamu gimana, Pon? Punya doi atau mungkin pacar?" tanya Machi pemasaran, sementara Ponzu senyum-senyum sendiri.

"Ya kalo aku sih udah punya," jawabnya sambil senyum malu-malu kutjing. Machi jadi makin semangat dengarnya. "Wah, punya?! Kasih tahu aku dong!" pinta Machi, bikin Ponzu langsung salah tingkah.

"Kasih tahu dong, siapa si pangeran berkuda putih?" Machi naik turunin alisnya, Ponzu masih bimbang mau kasih tahu atau kasih tempe. Machi makin heboh pas lihat Ponzu blushing.

"Oh, bukan pangeran deh, kesatria baja hitam! Eh, apa kesatria bergitar?"

Kesatria bergitar Roma Iruma kali, gak sekalian kesatria bergetar?

"Dia tuh malaikat," kata Ponzu sambil senyum malu-malu, bikin Machi geregetan. "Aw, so sweet! Kenapa dipanggil malaikat?" tanya Machi lagi.

Ponzu jawab, "Karena dia yang akan menuntunku menuju ke surga nantinya :)"

***

Killua : Lah, Katanya mau hiatus?

Saya gatal pengen ngetik untuk menuangkan ide dari kepala yang dipenuhi materi ini :'v

See you~

Hunter X Hunter Gabut StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang