Gon X Readers : Sticky Notes

189 31 16
                                    


Sepulang sekolah, Gon nyamperin (name) yang lagi duduk di tangga sambil tunggu dijemput dengan kereta kencana. Keduanya asik ngobrol selagi Gon menunggu teman-temannya yang masih ngaret di kelas; kecuali Kurapika yang rajin piket sendirian, Killua sama Leorio malah main game online bareng sambil teriak-teriak gak jelas terus dipukul pake sapu sama Kurapika.

"(Name), suka alat tulis yang cakep-cakep nggak?" tanya Gon, entah ada angin apa tiba-tiba nanya begitu.

"Alat tulis?" (Name) menaikkan sebelah alisnya, Gon angguk-angguk sambil senyum kawaii kayak anak anjing pudel.

"Iya, misalnya brush pen warna-warni yang lucu untuk hand lettering, perempuan kan banyak yang suka tuh," jelas Gon. "Atau highlighter yang warna pastel, pulpen warna kayak merek kokoro juga bagus."

(Name) pun jawab, "Hm ... aku kurang tertarik sih sama alat tulis semacam itu, memang warnanya bagus-bagus tapi aku gak bisa pakenya :v"

Gon manggut-manggut paham, terus tanya lagi, "Kalo post it suka?"

"Maksudnya sticky notes?"

"Iya, sama aja kan :v"

"Lumayan suka sih, berguna untuk taruh catatan," kata (name).

Malamnya, Gon nge-chat (name) untuk tanya warna kesukaannya apa. Karena (name) bilang suka warna apa aja, Gon pastiin lagi warna favoritnya apa. Akhirnya, (name) jawab warna yang paling disukainya itu (your favorite color).

Esok harinya, sebelum bel tanda masuk kelas bunyi, Gon ngobrol sama (name) di taman sekolah. Mumpung ada kesempatan dalam kesempitan :v

Gon sama (name) biasa aja, obrolan yang dibahas juga seputar pelajaran, tumpukan tugas setinggi Gunung Everest, tentang kemalingan alat tulis yang lagi booming, keluhan atas seabrek tugas kelompok yang mesti dikerjain sendiri (kalo dikerjain sama orang lain gak bakal beres) terus presentasi, jam ekskul yang kagak konsisten, jajanan yang enak di kantin, et cetera.

(Name) kayaknya lupa dengan obrolan kemarin malam di WhatsNext sama Gon, tapi bagi Gon bukan masalah, sih.

Tiba-tiba, bel tanda masuk kelas bunyi dari pengeras suara, "Osoi yo to okoru kimi kore demo yareru dake tobashitekitanda yo~"

Sesuai banget sama murid yang hobi telat.

"Kokoro ga karada wo oikoshitekitanda yo," sambung Gon sambil ikutan nyanyi, terus senyum manis semanis gula Jawa sambil natap (name) yang tersapu—eh tersipu malu.

Cuma di Hunter Junior High School bel sekolah bisa diganti jadi lagu apa aja dan kapan aja. Mau setel dangdut juga bisa, bisa dilempari sendal jepit malahan.

"Oke deh, nanti istirahat ke kantin bareng ya (name)," ujar Gon sambil lambai-lambai tangan dengan lucunya, terus senyum cerah secerah mentari pagi hari ini aseek.

(Name) makin gemesh lihat Gon lari-lari kayak anak TK mau masuk kelas. "Belajar yang rajin ya Gon," kata (name) sembari memasuki ruang kelasnya. "Semangat kucing imutqu—UWADUH!"

Eh terus kejedot pintu, jalannya gak hati-hati sih. Mau nyalahin Gon tapi gak tega, ya udah gak jadi.

Gon sama (name) berpisah, masuk ke kelas masing-masing. Udah nasib ketiga Pejuang Hatinya Dia—atau disingkat jadi PHD tapi bukan pisa hut deliperi yang beranggotakan Gon, Killua, sama Kurapika—beda kelas sama doi, kecuali Leorio yang beruntung sekelas sama gebetannya.

Tuh, bukti kalo saya baik sama Leorio.

Leorio : "Ya udah iya."

"Gon pagi-pagi udah berduaan aja," celetuk Killua pas Gon duduk di bangkunya, tepat di depan bangku si kucing putih bermata biru. Gon cengar-cengir aja, sementara Killua mencebik sok unyu tapi memang udah manis sejak dalam kandungan gimana dong :'(

Hunter X Hunter Gabut StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang