110. Kurapika X Reader : Best Friend for Over

213 16 16
                                    

Warteg!

Awas jadi sad girl, ceritanya meresahkan, menyebabkan bengek karena nyeri hate alias sakit hati, ending mem******kan tapi tetap ada humor sama komedinya tenang aja.

Enjoy geboy (~ • w • )~

***

Jadi ceritanya, hasil ulangan (name) anjlok karena makhluknya keberatan beban pikiran. Iya, bukannya belajar tuh cewek malah galau semalaman, overthinking sambil dengar lagu India yang judulnya Humko Humise Chura Lo sama Halte Halte eh maksudnya Chalte Chalte.

Jam istirahat di sekolah, (name) cerita sama Kurapika, teman sekaligus guru privat gratis tanpa bayarannya. "Salah sendiri, bukannya belajar malah nonton warga Vrindavan joget," sindir Kurapika sembari hela napas.

"Sudah kubilang, lebih baik belajar sekali daripada ulangan dua kali. Kalo gak belajar akhirnya mesti remidi, kan?" Kurapika menyentil dahi (name), yang disentil malah kegirangan.

Kurapika sewot, "Jidat doang lebar, otaknya sempit."

"Ya daripada kuburan yang sempit," balas (name) gak mau kalah, terus disentil lagi sama Kurapika.

"Diam lu jenong, mana sini mau lihat hasil ulangannya." Kurapika-sensei mulai aktif ya bun, dilihatlah hasil ulangan muridnya yang aneh binti ajaib itu.

Kurapika cuma geleng kepala seraya elus dada lihat hasil ulangan muridnya. (Name) merinding pas mukanya Kurapika berubah jadi horor, matanya melotot kayak Master Creambath lihat rambutnya kusut.

"(Name)," panggil Kurapika, suaranya berat kayak sugar daddy lagi pusing mengurus anak pungutnya. (Name) mencicit, "Iya?"

"Ini ulangan bahasa, kan?"

"Eh ... iya, kenapa?"

"Kenapa ndasmu! Kenapa nilai kamu jeblok di mata pelajaran bahasa, hah?! Pelajaran segampang ini aja masa gak bisa?!" sembur Kurapika pake kuah seblak pedas gila.

(Name) malah cengar-cengir sambil pasang wajah tanpa dosa. "Susah, sih," katanya. "Lagi pula, aku udah gak punya mood untuk belajar, Kur ... kamu tahu, kan?"

"Iya, aku tahu, guru di sini banyak yang pelit nilai. Justru karena itu, kamu harus belajar supaya dapat nilai bagus." Kurapika hela napas, dikembalikannya kertas ulangan dengan nilai bobrok milik anak perawan di hadapannya.

Cewek itu manyun kayak bebek. Kurapika selalu bilang begitu setiap (name) curhat. Ucapannya memang benar sih, tapi (name) malah makin bad mood dengarnya.

"Kurapika mah belain guru melulu," gerutu (name) sambil melipat kertas ulangannya jadi pesawat kertas, ngambek deh ceritanya.

Kurapika memutar bola matanya, lalu menyahut, "Aku gak belain siapapun, kan memang kamu yang salah. Salahmu sendiri gak belajar, makanya nilaimu jelek, (name)."

"Iyaaa, tahuuu. Pas pembagian otak aku malah beli otak-otak makanya sekarang jadi begini," balas (name), seraya membongkar pesawat kertasnya terus dilipat jadi burung bangau.

Kurapika rebut kertas itu dari pemiliknya. "Nih kertas bukan origami, jangan dilipat. Tuh kan, jadi lecek kayak mukamu, jelek tahu."

"Heh! Kurapika gak boleh body stretching!"

"Body shaming, Junpei!"

(Name) cemberut, bukannya imut kayak marmut malah mirip burung perkutut. Kurapika sewot lagi, "Gak usah monyong congorna dah lebih maju daripada negara Indonesia."

Hunter X Hunter Gabut StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang