Anders tengah fokus memperhatikan anak buahnya yang merupakan pasukan khusus militer sedang berlatih menembak. Hari ini ia tidak mengawal Miya karena gadis itu tidak pergi ke kampusnya.
Pikiran Anders menerawang, mengingat kejadian kemarin di panti asuhan. Ia tidak menyangka kalau Miya bisa bersikap terbuka pada salah satu anak di sana. Padahal semua orang bisa membaca raut Miya yang terlihat bosan ketika harus berbaur dengan anak-anak panti kemarin.
Miya memang banyak berubah setelah kematian ibunya. Padahal dulu gadis itu adalah gadis ceria dan cerdas. Apalagi pergaulan bebasnya sekarang, cukup membuat Anders terkejut. Bukan tempat yang tepat sebagai cerminan Ratu Haggen.
Tidak hanya itu, kematian ibunya juga mengubah hubungan mereka. Gadis yang selalu manja padanya dan Annina, menjauh. Ia cukup mengerti kalau Miya menjahui Annina karena skandal yang orang tua mereka ciptakan, tapi menjauhi dirinya itu yang membuat Anders terheran dan sedikit bertanya-tanya.
"Letnan,-"
Anders menoleh ketika anak buahnya memanggil. Anak buahnya itu langsung memberi hormat militer.
"Ponsel Anda terus berdering, Perdana Menteri yang menelepon."
Anders mengangguk, menerima ponsel yang disodorkan oleh anak buahnya yang berpangkat kolonel itu. Kemudian kolonel itu melakukan hormat militer sebelum beranjak.
Anders menggeser tombol hijau,
"Apa sangat sulit menerima telepon dariku?" cerca Menteri Marius begitu telepon tersambung.
"Aku sedang mengawasi anak buahku. Ada apa Ayah telepon?"
"Memang harus ada sesuatu aku meneleponmu. Kau seperti menghindariku sejak aku memintamu untuk mendekati Miya dan menjauhi wanita itu."
Anders tidak merespons. Menteri Marius menghela napas kasar,
"Istana mengundang kita makan malam. Tidak cuma kita, tapi juga para anggota Parlemen." suara Sang Perdana Menteri berubah antusias.
"Apa aku harus hadir?"
"Tentu saja. Karena ini tentangmu dan Miya. Sepertinya King Henrik sudah memberitahu tentang perjodohan kalian dan Miya menyetujuinya."
*****
Anders menampilkan senyumnya ketika melihat Annina yang sedang berjalan menuju dirinya dan Ayahnya juga para anggota parlemen bersama ibunya, Lady Sussane.
"Putri... My Lady..." semuanya melakukan bowing termasuk Anders.
Annina dan Lady Sussane pun melakukan curtsey sebagai balasan.
"Seperti biasa, Anda berdua terlihat mempesona." puji salah satu anggota Parlemen,
"Yang jelas Putriku lebih mempesona dariku," kilah Lady Sussane dengan kekehan kecil di bibirnya.
"Ibu..." peringat Annina, wajahnya sedikit memerah, melirik sekilas pada Anders yang tengah memperhatikan dengan mengulum senyumnya.
"Tapi apa yang kukatakan benar kan, Letnan Anders?" Lady Sussane meminta persetujuan pada Anders.
Anders hanya mengangkat gelas sampanye di tangannya sebagai bentuk sepakat dengan apa yang dikatakan Sang Lady.
Annina memang sangat cantik. Tidak ada yang bisa membantah hal itu. Annina dengan wajah lugu dan anggunnya membuat wanita itu masuk dalam 10 besar wanita tercantik di dunia versi majalah Time dengan dibarengi kecerdasan tentunya. Dan kecantikan Annina malam ini semakin disempurnakan dengan gaun malam panjang berwarna blue ocean berhias bunga kecil berwarna kuning. Gaun berlengan panjang itu memang terlihat sederhana namun sangat elegan dikenakan oleh Annina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skyggen (END)
Любовные романы"Apa yang sudah kau lakukan padaku, brengsek!" Miya menatap nyalang pada Anders, dadanya naik turun penuh emosi. Tangannya mempererat lilitan selimut yang membungkus tubuhnya. Anders tersenyum hangat, "bukan saya, tepatnya Anda, Princess." "Apa ma...