"Apa yang sudah kau lakukan padaku, brengsek!" Miya menatap nyalang pada Anders, dadanya naik turun penuh emosi. Tangannya mempererat lilitan selimut yang membungkus tubuhnya.
Anders tersenyum hangat, "bukan saya, tepatnya Anda, Princess."
"Apa ma...
Oh ya disini ada pembaca Diamond Heart gak? Aku ada beberapa pertanyaan yang masuk, nanyain Diamond Heart 2. Jadi cerita itu udah aku unpubh. Rencananya mau di bukuin ,jadi satu buku sama DH pertama. Sekarang aku lagi nyicil ngedit. Di tunggu aja info selanjutnya aja ya... ❤️
Btw tetep ramein Vote & Coment maka update pun semakin cepet... 😚😚😚
Happy Reading ❤️❤️❤️
*****
"Miya tidak menyelesaikan tantangannya... Ia harus meminum wine berkadar alkohol 50% itu..." teriak Moren sedikit terbata, mengingatkan pada Anders.
Tanpa kata, Anders menuju meja, meraih sloki berisi wine dan meminumnya dalam sekali teguk.
*****
Miya menatap handle pintu kamarnya bersama Anders sedikit ragu. Antara masuk atau tidak. Ia sedang sangat marah pada pria itu. Miya meminta kamar lain pada Moren, tapi Moren menolak memberikannya. Miya juga tidak mungkin tidur bersama pasangan lainnya. Ia juga tidak bisa tidur sendirian di ruangan lain ketika banyak pria berbadan kingkong dan bertatto memperhatikannya yang terlelap.
Setelah Anders pergi dari permainan Dare or Dare dengan menuntaskan tantangan Miya, tak lama Miya pun keluar dari permainan. Selama 1 jam Miya memilih menghabiskan waktu di geladak utama, membaringkan diri di kursi menatap taburan bintang di langit malam yang cerah.
Sial! Ia sangat terganggu oleh bentakan dan makian Anders padanya. Letjen sialan itu telah membuatnya malu dan menjatuhkan harga dirinya di depan banyak orang.
Namun, Miya merasakan kepuasan tersendiri oleh emosi tidak terkontrol pria itu. Miya tau Anders selalu bersikap kekanakan jika ia bersentuhan dengan pria lain, tapi tidak menyangka kalau pria itu bisa sefrontal tadi.
Miya menarik napas dalam, menghembuskan pelan. Menempelkan tangannya pada handle pintu lalu memutarnya. Pintu terbuka.
Miya mencondongkan kepalanya ke dalam, melihat setiap ruangan kamarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kosong.
Miya mengerutkan keningnya.
'Dimana si letnan keparat itu?!' batinnya.
"I don't care." bisiknya kemudian. Miya melebarkan pintu, ia pun melangkah masuk.
Setelah menutup pintu, Miya berbalik, menegapkan badannya, mengangkat dagunya, dan melangkah angkuh masuk ke dalam kamar. Miya menuju tempat tidur. Ia lelah oleh pikiran-pikiran negatif yang terus meracuni otaknya semenjak kejadian di bandara kemarin.