Chapter 26 - Glassware Shop

114K 9.5K 1K
                                    

Play List : Woman Like Me - Little Mix ft Nicky Minaj

Selamat membaca para APEM (Asosiasi pecinta Miya) 💃💃💃

*****

"Alexander!" seru Moren tiba-tiba dengan mata fokus ke arah bibir pintu. Anders tidak hiraukan, memutar tubuh melangkahkan kakinya menuju pintu keluar ruang kerja Moren.

Seorang pria berpakaian kasual memang sudah berdiri di depan pintu dengan banyak bodyguard di belakangnya. Anders terus melangkah, begitu pun dengan tamu Moren yang juga melangkah masuk. Keduanya sempat saling mendelik ketika berpapasan. Sedetik, sebelum Anders meluruskan kembali tatapannya ke depan, berjalan keluar dari markas Redblood.

*****

"Apa kau sudah menemukan alamat wanita itu?" Tanya Miya dengan suara angkuh, syarat perintah.

Anders tersenyum tipis, Miya telah kembali. Gadis itu seperti hilang ingatan kalau sebelumnya ia pernah menangis tersedu di pelukannya. Dan Anders masih belum bisa mencerna apa yang dirasakan oleh Miya setelah malam itu. Masih gundah akibat pertengkarannya dengan Annina atau sudah biasa lagi. Yang jelas, Miya sekarang lebih banyak tidak bicara. Rautnya yang terlampau tidak acuh sulit ditelaah. Anders pun tidak pernah membahas kejadian malam itu pada Miya. Ia tidak ingin Miya terganggu lagi atau menjadi lebih ketus akibat dirinya terlalu mencampuri privasi gadis itu.

Sementara hubungan Miya dengan King Henrik semakin dingin. Untuk hari ini saja, Miya memaksa keluar dari istana. King Henrik mengizinkan dengan syarat asal bersama Anders.

"Sudah." jawab Anders kemudian,

"Kita ke sana sekarang." Miya bejalan melewati Anders, Anders mencegahnya. Menggenggam tangan gadis itu saat melewatinya.

Miya menoleh. Mengangkat kedua alisnya. Anders memperhatikan luka di dahi Miya yang sudah tidak membiru lagi. Terlalu cepat. Anders mengulurkan tangannya untuk memeriksa dahi Miya.

"Aku menggunakan foundation. Ck, kenapa kau jeli sekali!" sergah Miya dengan cepat ketika tangan Anders hampir mengenai dahinya. Anders tertawa  rendah.

"Aku sudah cukup hafal mengenai beberapa luka, Princess. Aku hampir pernah merasakan berbagai macam luka di tubuhku. Seberapa lama sakitnya, atau seberapa bekasnya akan menghilang." timpal Anders dengan bibir berkedut, mengulum senyumnya.

"Benarkah? Pasti yang membuat luka putra Perdana Menteri langsung lenyap." sindir Miya, bibirnya mencebik mengejek.

Anders tertawa renyah, "luka ku adalah konsekuensi pekerjaan, kalau mereka harus lenyap karena melukaiku, prajurit Haggen agak habis." Anders menjeda, "tapi kau lebih berharga dari Putra Perdana Menteri, Princess. Bahkan yang berani mencelakaimu akan berurusan denganku, Putra dari Perdana Menteri." Anders mengerlingkan matanya. Miya mendengkus, membuang wajah dari Anders. Namun semburat merah menjalar di kedua pipi gadis itu.

Anders tersenyum geli. Gemas. Maniknya tidak beralih dari wajah bulat dan mungil milik tunangan kecilnya itu.

"Kau terlalu banyak bicara dan membuang waktu!" Miya mengentakkan tangannya yang masih berada di dalam genggaman Anders. Kemudian melangkah keluar dari istana menuju mobil pribadi Anders yang hari ini sedang bebas dari tugas.

*****

"Kenapa kita ke toko pecah belah?" Miya mengernyit ketika Anders menghentikan mobilnya di depan sebuah toko kecil, sepi pengunjung.

Skyggen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang