Chapter 18 - Base Militery

114K 9.1K 880
                                    

Play List : The Reason - Hoobastank

*****

Miya menahan napas untuk melihat hasilnya. Satu persatu tangan mulai terangkat. Secara perlahan senyum Miya mengembang ketika hampir 70% suara anggota parlemen setuju dengan usulnya.

"Good job, Miya... Papa bangga padamu." King Henrik meraih tangan Miya, meremasnya pelan.

"Thanks Papa."

Sementara Perdana Menteri Marius merogoh ponsel di dalam saku celana dan mengetikkan sesuatu di layar ponselnya,

'Ternyata tunanganmu tidak sebodoh yang ku kira.'

*****

"Bagaimana bisa anggota Parlemen banyak yang menyetujui usul Miya? Kau lihat akibatnya? Semua media memberitakannya."

"Anda tidak perlu khawatir, justru itu hal yang sangat bagus bukan? Apa yang di utaran Miya kemarin bukan hal sepele bisa dilakukan secara nyata. Ini menyangkut ekonomi negara, bukan ekonomi dalam permainan monopoli."

"Namanya mulai positif di mata rakyat."

"Tapi ada juga yang memandangnya negatif. Termasuk saya. Kita harus bisa berpikir secara rasional." Sang Menteri menjeda,  "kalau apa yang diusulkan Miya gagal, itu akan berdampak buruk pada perekonomian Haggen. Pada impor pertanian, dan pada komoditas ekspor Haggen. Apa yang dilontarkan The Royal Princess of Haggen akan menjadi bumerang pada dirinya sendiri. Jangankan simpatik, mungkin rakyat Haggen akan langsung mencopot gelarnya sebagai calon Ratu." kekeh sang menteri sambil menghisap cerutu di tangannya.

Terdapat helaan napas berat di sebrang telepon, "semoga saja perkiraanmu benar."

"Tentu saja. Sekarang kita cukup menonton saja. Sebentar lagi akan ada pertunjukkan menarik."

"Baiklah, aku tutup teleponnya."

Setelah sambungan telepon selesai. Menteri Jeffrey Dansen tersenyum miring, menghisap cerutunya lagi sembari menaruh ponselnya di atas meja kerjanya.

*****

"Paman tidak memujiku?" Miya melirik pada Gustav yang sedang membereskan buku-buku Miya yang berserakan di atas kasur. Miya sendiri sedang terbaring menikmati sebatang coklat. Tidak acuh dengan apa yang dilakukan pamannya. "Aku lumayan dipuji dimana-mana sekarang." tambah Miya penuh percaya diri di tengah kunyahannya.

Gustav menumpukan buku-buku Miya di atas nakas, lalu mendudukkan dirinya di tepi kasur. Miya yang sedang menatap langit-langit, pipinya menggembung karena coklat yang sedang dimakannya.

"Paman tidak bisa tenang sebelum semua usulmu terlakasana dan berhasil, Miya. Jiga gagal maka itu menjadi bomerang untukmu, Miya. Kenapa kau tidak berkonsultasi dulu pada Paman mengenai pendapatmu di parlemen? Itu tindakan yang gegabah tanpa kita menelitinya terlebih dahulu."

"Karena aku merasa yakin." timpal Miya dengan ringan.

"Miya,-"

"Sudahlah, paman tidak perlu mengkhawatirkan itu,-" Miya bangkit dari rebahannya. Mendudukkan dirinya saling berhadapan dengan Gustav. "Lusa mulai diberlakukan kenaikan 20% bea masuk impor untuk Basil. Setelah itu terjadi, kita akan mengetahui hasilnya. Sekarang cukup menunggu, jangan terus menjejaliku dengan hal negatif. Itu malah membuatku was-was." Miya menggigit kembali coklatnya.

Skyggen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang