Chapter 35 - Dexton

119K 10.6K 2.3K
                                    

Play List : Who - Lauv ft BTS

Terimakasih untuk 3k komentar di part sebelumnya. APEM LUAR BIASA dan aku bahagia...  😘😘😘

Pertahanin ya...  Minimal 1 k koment biar aku semakin semangat 💃

Happy Reading ❤️

*****

"Kau Letnan shifty, pervert, jerk, bastard!"

Anders mengangguk-anggukkan kepalanya seperti mengejek. "Kau pembohong, Princess. Kemarin tidak ada pria yang menyentuhmu selain aku." Meraih lengan Miya, sekali entak menariknya dan mendaratkan ciuman di bibirnya. Anders tidak mempercayai begitu saja mengenai pengakuan Miya sebelum memastikannya. Terlebih pengakuannya dan bukti tidak singkron. Kissmark di dada Miya, bukanlah kissmark baru. Anders menerka bekas bibir sialan itu dilakukan sehari sebelumnya.

******

Anders memberikan sepotong daging panggang pada Dex. Keduanya sedang makan berdua di meja makan, dengan Dex makan di lantai, tentu saja.

Bibir Anders tidak berhenti berkedut kala ingatannya manyalang pada kejadian tadi. Dimana mengetahui fakta, kalau Miya tidak pernah berhubungan seks selain bersamanya. Rasa lega menyelimuti perasaan Anders setelah memastikan menjadi satu-satunya pria yang menyentuh gadis itu sangat dalam. Ia berdecak ketika mengingat kissmark di dada gadis itu, yang Anders pastikan itu adalah cumbuan terakhir dari si bajingan kecil, Arsen Axelson.

Tiba-tiba terdengar suara bell. Anders sedikit mengerutkan kening. Sedikit bertanya-tanya siapa yang bertamu ke kediamannya. Ia terdiam sejenak setelah nama Annina dan Ayahnya lah yang melintas dipikirannya.

Anders beranjak dari duduknya, "Dex, kau jangan kemana-kemana. Tetap di sini, habiskan makananmu, jangan mengeluarkan suara." perintahnya pada Dex dengan tegas.

Anjing itu meringkik sebagai tanda patuh. Anders berjalan menuju pintu utama. Setelah tiba, ia menekan tombol layar kecil di pinggir pintu. Keningnya mengernyit ketika melihat seseorang yang sedang berdiri di depan pintu apartemen dengan banyak bodyguard di belakangnya. Anders mengangkat sedikit kedua alisnya. Tidak banyak yang bisa mengetahui alamatnya dengan mudah. Sebagai Letnan Jenderal, sebagai Putra Perdana Menteri tentu saja alamatnya bukan untuk konsumsi Publik, demi keamanan. Anders tersenyum samar, jika orang yang berkunjung ke apartemennya bukanlah orang biasa. Tidak heran. Anders juga sedikit menebak mengenai kedatangan pria itu, mungkin berusan dengan wanita yang sudah menolong Miya.

Dengan sifat kalemnya, Anders membuka pintu.

"Mr. Anders poulsen?" todong pria berpenampilan santai itu tanpa berbasa-basi.

"Mr. Alexander Morgan." balas Anders. Keduanya saling berjabat tangan sebelum Anders melebarkan pintu, mempersilahkan pria itu untuk masuk.

Alexander masuk, sementara para bodyguardnya menungu di luar.

"Duduklah." ujar Anders begitu keduanya tiba di ruang tamu. Alexander mendudukkan dirinya di salah satu sofa, dan Anders duduk di sebrang pria itu.

"Langsung saja, kedatangan ku di sini untuk urusan Lorna. Aku dengar kau meminta paspor dan visa nya." kata Alexander, sesuai ciri khasnya tidak berbasa-basi.

"Ah iya, aku ingat. Itu adalah persyaratan wajib bagi warga negara Asing. Sementara Ms. Dulce melanggar dengan masuk Haggen secara ilegal." balas Anders.

Skyggen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang