"Apa yang sudah kau lakukan padaku, brengsek!" Miya menatap nyalang pada Anders, dadanya naik turun penuh emosi. Tangannya mempererat lilitan selimut yang membungkus tubuhnya.
Anders tersenyum hangat, "bukan saya, tepatnya Anda, Princess."
"Apa ma...
ABSEN dong sama EMOTICON sesuai mood kalian hari ini 👩❤️👩
Selamat membaca ❤️
🍁🍁🍁
"Kalau Anda berkenan menginap di sini, biar saya yang memintakan izin pada King Henrik dan Queen Elizabeth, Your Highness." timbrung Perdana Menteri Marius sebelum memberikan tatapan penuh maknanya pada Anders.
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Saya permisi, Your Highness."
Miya hanya mengangguk. Sang pelayan pun undur keluar dari kamarnya setelah mengantarkan sebuah bingkisan padanya.
Miya mengernyit, memandangi sebuah bingkisan berbentuk kotak besar yang dibalut kertas berwarna coklat. Sepertinya lukisan. Entah siapa pengirimnya, si pelayang tidak menyebutkan. Hanya mengatakan kalau bingkisan tersebut aman.
Miya yang penasaran pun langsung berjongkok untuk melihat isi bingkisan tersebut. Miya mulai berobeknya, sampai kertas-kertasnya menyingkir. Miya mematung kala melihat apa yang ia lihat di hadapannya kini,-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Potret orang tuanya yang ia lihat di musium. Menarik napas dalam, menghembuskannya sangat kasar, mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum melirik pada greeting card yang terlipat kecil, terjatuh di bawah potret.
Miya mengambil greeting card berwarna putih, dihiasi gambar istana Haggen. Tempat tinggalnya.
'Semoga kau menyukainya - Caesar Iglesias'
Tidak membuang waktu, Miya langsung berdiri. Melangkahkan kakinya cepat menuju pintu kamar.