Play List : 8 Letters - Why Don't We
Selamat Sore Apem....
Absen yuk, kalian lagi dimana pas baca cerita ini...
Selalu ramaikan lapak ini yah... Itu penyemangat 😘
Selamat Membaca ❤️
*****
"Jadi sekarang kita berdua adalah lawan Anders Poulsen?!""Selama kau berniat buruk pada Miya,- iya."
Annina tertawa pelan, "bagaimana kalau suatu saat nanti Miya mengetahui hubungan kita?" Anders memutar tubuhnya, "bertepatan dengan tujuanku tercapai."
"Mungkin pada saat itu terjadi, kami sudah saling menerima satu sama lain." Anders tersenyum simpul, membalikan tubuhnya lalu memutar pintu, keluar dari ruangan penyimpanan.
Annina mengusap air mata di pipinya, "kau salah memilih langkah, Letjen. Pada saat itu terjadi, kita kembali bersama. Aku pastikan itu. Karena aku tau, kau sangat mencintaiku." Annina menyunggingkan senyum miringnya, menatap lurus pada pintu yang sudah tertutup.
******
Miya memasukan bukunya ke dalam tas. Kemudian beranjak dari duduknya. Ia tidak sedikit pun melirik pada kedua mantan temannya, Flora yang tidak berhenti mencuri lirik padanya atau Erick yang bersikap santai seolah diantara mereka tidak terjadi apa-apa sebelumnya.Tiba-tiba langkah Miya terhenti oleh cekalan tangan seseorang, Erick.
"Lepas!" Miya terus berusaha berontak.
"Aku sudah beberapa kali mencoba memberi isyarat padamu mengenai hubungan mereka, tapi kaunya saja yang terlalu naif!" cerca Erick tanpa basa-basi setelah menyeret Miya untuk menyisi dan merapat ke dinding. Erick memerangkap tubuhnya.
Miya berhenti berontak, kala melihat Flora memperhatikan dirinya dan Erick di ambang pintu.
"Aku mencintaimu Miya, kau tau itu... Tapi kau terlalu menyukai kakakku." lirih Erick.
"Jadi hanya aku yang tidak tau hubungan Arsen dan Rea?" Miya menelan salivanya kasar, tidak menghiraukan ucapan Erick atau pun tidak mengalihkan sorot datarnya dari Flora.
"Ya," Erick menjeda, "mereka sadar, hubunganmu dan Arsen hanya sebuah status saja. Kalian sulit bersama. Begitu pun jika kita berhubungan,- tapi aku mencintaimu... andai aku menjadi Arsen, lelaki yang kau pilih,- aku tidak akan menyia-nyiakanmu, meskipun harus melihatmu dijodohkan bersama yang lain."
Miya memejamkan matanya ketika Erick mencium pipinya yang secara perlahan turun ke lehernya, menyesapnya, merapatkan tubuhnya sampai tak berjarak. Miya menaikan kedua tangannya pada belakang leher Erick, membuka matanya dan ia melihat melihat gurat cemburu dari Flora. Ada perasaan puas dalam diri Miya ketika melihat hal itu, ia menginginkan Flora merasakan apa yang ia rasakan kemarin. Miya menarik kasar rambut Erick agar menghentikan cumbuannya pada leher, kemudian tanpa ragu ia mencium bibir Erick. Keduanya pun saling berciuman keras dan liar. Tentu saja dengan raut sumringah dari pemuda berpenampilan urakan itu.
"BERENGSEK!" raung seseorang, lalu tubuh Erick ditarik kasar. Pemuda berambut orange itu langsung di tinju oleh Arsen, kakaknya.
"Jadi ini tujuanmu malam itu? Untuk mendapatkan Miya?!" hardik Arsen sambil melayangkan tinjunya yang kedua kali.
Erick terseok jatuh ke lantai, "bukan rahasia umum lagi kalau aku mencintai Miya, sama seperti rahasiamu yang berhubungan bersama Rea." seringai Erick sebelum bangkit untuk melayangkan kepalan tangannya pada pipi Arsen.
![](https://img.wattpad.com/cover/209412885-288-k355965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Skyggen (END)
Romance"Apa yang sudah kau lakukan padaku, brengsek!" Miya menatap nyalang pada Anders, dadanya naik turun penuh emosi. Tangannya mempererat lilitan selimut yang membungkus tubuhnya. Anders tersenyum hangat, "bukan saya, tepatnya Anda, Princess." "Apa ma...