"Kenapa istana tidak memberitahukan hal ini padaku? Maksudku mengenai pengaturan kencan kita?" protes Miya ketika dirinya dan Anders naik ke dalam mobil mewah berwarna hitam milik Anders, Lykan HyperSport.
"Kau akan menolaknya," Anders mulai menyalakan mesin mobilnya.
"Tentu saja."
"Berarti mereka melakukan hal yang tepat."
"Pasti paman Gustav yang mengatur. Dan lagi-lagi hanya kau yang diberitahu. Tidak adil!" Miya melipat kedua tangan, menyandarkan tubuhnya ke jok mobil. Anders hanya tersenyum sebagai respons. Ia mulai menginjak gas dan memutar setir, melajukan mobilnya meninggalkan parkiran kampus dan mengabaikan beberapa wartawan yang mencoba mendekati mobil meminta kejelasan hubungan keduanya.
"Apa ini mobilmu?" tanya Miya tanpa melihat ke arah Anders. Fokusnya pada bahu jalan.
"Kau pikir aku akan meminjam mobil orang lain untuk kencan bersama Putri Mahkota?"
"Memang seberapa besar gaji seorang tentara sampai bisa membeli mobil semewah ini?"
Anders tertawa, menggelengkan kecil kepalanya karena perkataan remeh dari Miya.
"Oh aku lupa. Kau putra perdana menteri, kau salah satu prajurit Nepotisme."
"Miya, perkataanmu cukup menyinggung." Anders menoleh sejenak, Miya mengangkat bahu tanpa mengalihkan fokusnya dari bahu jalan.
"Pangkat Letnan Jenderal pada usiamu yang masih terbilang muda akan sulit digapai hanya oleh orang biasa tanpa orang penting di sekitarnya." untuk pertama kalinya Miya mengalihkan sorot matanya pada Anders.
"Prestasiku lebih mentereng dari jenderal Bintang 5 sekali pun." sanggah Anders dengan percaya diri. Miya tersenyum miring, "dan salah satu prestasi terbesarku adalah mendapatkan mahkota seorang Putri mahkota."
Anders memejamkan matanya ketika sebuah tas kulit menghantam wajah bagian sampingnya.
*****
"Aku sedang bersama Miya."
"Apa yang kau lakukan bersamanya? Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?"
"Ini kencan pertama kami sebelum pengumuman pertunangan. Istana yang mengatur. Ini mendadak."
Terdengar helaan napas di seberang sana, "maafkan aku," bisik Anders.
"Tidak apa, aku mengerti. Kalau begitu aku tutup teleponnya. I love you."
Ketika Anders akan membuka mulutnya untuk membalas, sambungan teleponnya sudah terputus. Anders menarik napas berat, sorotnya tidak beralih dari ponsel di tangannya.
"Apa itu kekasihmu?"
Anders memutar tubuhnya ketika mendengar suara Miya menyeruak bertanya.
"Atasanku." kilah Anders sembari memasukan ponselnya ke dalam saku celana.
"Tapi tatapanmu seperti sedang menatap telepon dari seorang kekasih." selidik Miya, namun suara atau mimiknya datar terkesan tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skyggen (END)
Romance"Apa yang sudah kau lakukan padaku, brengsek!" Miya menatap nyalang pada Anders, dadanya naik turun penuh emosi. Tangannya mempererat lilitan selimut yang membungkus tubuhnya. Anders tersenyum hangat, "bukan saya, tepatnya Anda, Princess." "Apa ma...