Chapter 22 : Robber

130K 9K 1.4K
                                    

Play List : Everytime - Ariana Grande

*****

PLAK!

Miya menampar keras pipi Anders.

"Itu keinginan alam bawah sadarku, jerk!" Miya mendorong tubuh Anders agar cepat menyingkir. Anders tertawa kecil sambil mendudukkan dirinya, memperhatikan Miya yang berjalan tergesa menuju kamar mandi dengan tubuh polosnya.

PRANG!

Sebuah pas bunga hancur berkeping tepat di belakang Anders. Miya melemparnya ke arah Anders yang berhasil berkelit tepat waktu sebelum benar-benar masuk ke kamar mandi.

"Oh astaga." kekeh Anders, kepalanya menggeleng geli. Anders selalu terhibur dengan sikap galak yang selalu Miya perlihatkan padanya. Namun perlahan senyumnya memudar. Menghela napas berat lalu bangkit dari duduknya, berjalan menuju pantry.

🍁🍁🍁


"Berhenti menatapku!" Miya memasukan pastanya ke dalam mulut.

"Berhenti marah-marah, lama-lama kau membuatku takut." Anders mengulurkan tangannya, membersihkan sisa pasta yang tercecer di bibir Miya.

"Berhenti menyentuhku!" Miya menepis kasar Anders.

"Berhenti membuatku ingin menyentuhmu!" goda Anders mengulum bibirnya yang berkedut. Menahan senyum.

"Dasar tidak waras!"

"Kaulah yang membuatku hampir tidak rawas." gumam Anders tidak jelas.

Miya mengurungkan niatnya yang akan memakan pasta. Matanya melirik pada Anders yang sedang meminum susunya. Miya berdehem kecil, mengabaikan ucapan Anders atau bahkan mencoba mencerna apa yang pria itu ungkapkan. Memasukan pasta ke dalam mulutnya. Anders kembali menatap Miya.

"Hapus rekaman itu." titah Miya dengan datar sambil menyendok kembali pastanya.

"Tidak."

Miya melempar garpu di tangannya ke atas piring sampai terdengar bunyi nyaring dari dentangan kedua benda itu. Menatap tanpa ekspresi, berusaha menahan amarah, karena tenaganya seperti sudah terkikis habis menghadapi pria di hadapannya yang terus memasang tampang tidak berdosa. Kalem, santai dan tenang. 3 kondisi yang memiliki arti sama. Yaitu menyebalkan di mata Miya.

"Untuk apa kau melakukan hal menjijikkan seperti itu?! Kau itu benar-benar aparat negara tidak bermoral, tidak tau diri, tidak berakhlak, dan selalu mencari kesempatan di mana pun untuk menyentuhku! Di depan kamera, di depan orang-orang sekitar kita, ketika aku mabuk dan bahkan saat hormonku melonjak kau memanfaatkannya untuk mengambil keperawananku! Kau selalu memanfaatkan situasi yang tidak bisa ku lakukan untuk menghajarmu!" maki Miya bertubi, dadanya naik turun, suhu tubuhnya mendidih, hatinya panas, tangannya gatal ingin mencakar wajah tampan,- wait tampan? Miya langsung menghentikan pikiran terkutuknya. Tanpa sadar ia menggeplak kepalanya sendiri, kemudian meraih satu gelas susu coklat yang dibuatkan oleh Anders, meminumnya dalam satu tegukan sampai gelasnya kosong.

Anders terkekeh geli melihat tingkah tidak jelas Miya, Miya menatap nyalang. Matanya meruncing penuh dendam.

"Aku tidak pernah mencari kesempatan, tapi kesempatanlah yang selalu menghampiriku dengan sendirinya." balas Anders dengan tenang, tampak suci dan sangat berakhlak.

"Jerk!"

"Mengenai rekaman, itu sebagai bukti kalau kau menginginkanku tanpa harus di paksa."

"Pervert!"

Skyggen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang