Tenanglah Kamu di Sana....

84 2 3
                                    

"Kamu bawa jiwa dalam setiap petikan gitarmu Irwan..."

"Sesungguhnya saya amat-amat mencintai kamu Irwan..., sejak bila..? saya sendiri tidak pasti...."

"Dalam setiap helaan nafas saya ada nama kamu, ada wajah kamu Irwan..."

"Tiada guna saya simpan lagi cinta saya ini pada bakal suami orang..."

"Menyintai tak seharusnya memiliki..malah kadang-kadang lebih kepada meredhai dan merestui...."

"Setelah kegagalan demi kegagalan yang saya tempuhi dalam hidup, dalam cinta..., membuatkan saya sedar bahawa hidup ini bukan hanya untuk diri sendiri bahkan untuk orang lain juga..."

"Sampaikan salam sayang saya pada Aisyah, ibu dan abah di kampung...doa saya sentiasa mengiringi kamu.."

"Saya ke sini lagi bukannya untuk merebut cinta kamu kembali, tapi untuk menyatakan rasa cinta saya pada bumi ini, bumi Banjar..."

Segala kata-kata Insyiraa itu kembali terngiang-ngiang berulang-ulang pada telinga Irwan walau kisah ini telah berlaku bermusim yang lalu.

Terjawab sudah mimpinya dahulu di mana dia gagal menyelamatkan Insyiraa dari lemas di dalam Sungai Martapura...

Terjawab sudah betapa tenangnya Insyiraa mendengar luahan hati Irwan juga meluahkan perasaan sendiri malam itu...

Terjawab sudah betapa anggunnya Insyiraa melangkah dan melambaikan tangannya pada Irwan tatkala pertemuan kali terakhir mereka...

Rupa-rupanya dia mahu pergi, pergi jauh meninggalkan Irwan..., meninggalkan semua orang yang menyayanginya dengan amat tragis... Dan betapa dia terhutang nyawa kepada kekasih hatinya itu.

Terkenang kembali saat akhir Irwan menatap wajah itu, saat di mana Irwan memangku wajah itu dalam ribaannya bersaksikan Sungai Martapura pada malam yang penuh dukacita itu, tatkala hujan renyai yang kemudiannya makin lebat membasahi bumi Banjar.

Di saat Irwan melihat lori yang semakin laju menghampiri Insyiraa, dia cuba berlari untuk menyelamatkan gadis itu, namun Insyiraa telah menolaknya ke tepi demi menyelamatkan nyawanya tanpa mempedulikan diri sendiri...Insiden itu menyebabkan dia terjatuh, sementara Insyiraa...Allahuakbar...tragisnya dia menghadapi saat akhir hidupnya...

Dan di dalam ribaan Irwan, Insyiraa memandang wajah itu dengan mata yang sayu sambil mengusap-usap lembut wajah Irwan dengan tangannya yang terketar-ketar. Sementara darah merah pekat tak henti-henti mengalir dari hidung dan bibirnya menyebabkan dia kehilangan kata-kata....

Itulah pertama dan terakhir kalinya  wajah yang bertahi lalat di pipi itu dapat disentuhnya... Ditenungnya wajah sendu itu walau pandangannya makin kabur... 

"Insyiraa...,ucap ini Insyiraa...,....Lailahaillallah...,Lailahaillallah......"hanya kalimah itu yang mampu dizahirkan Irwan ke telinga Insyiraa dengan suara yang amat sebak, sementara telapak tangan Insyiraa di pipinya digenggam erat.

Kelihatan ada pergerakan pada bibir Insyiraa membuktikan yang dia mengucapkan kalimah keramat itu. Tanpa mempedulikan orang yang makin ramai mengelilingi mereka, Irwan merangkul erat wajah itu sambil mengucup tanpa henti tangan yang tadinya sempat mengusap wajahnya... walaupun dia sedar..., tangan itu makin dingin dan kaku....

"INSYIRAA..!!!"raungnya meronai malam suram nan kelam itu.

Tidak tergambarkan betapa sayunya situasi itu bagi mereka yang menyaksikannya...Saat tragis pada malam kelam nan suram tatkala basahnya tebing Sungai Martapura dengan titisan hujan yang lebat bersatu dengan titisan air mata Irwan dan berbaur dengan darah merah perawan itu...

Memang benar telahan ibunya dahulu yang Insyiraa akan menjadi penghubung silaturahim dengan keluarga ibunya di Malaysia. Hubungan keluarga Irwan dan keluarga Insyiraa makin rapat sejak itu. Tatkala keluarga Irwan menziarahi keluarga mereka di Malaysia, tidak ketinggalan mereka akan turut berkunjung ke rumah keluarga Insyiraa.

"Mak bertuah sangat Irwan, walau mak kehilangan anak perempuan buat selamanya, tapi mak dikurniakan pula anak lelaki sebaik kamu.."ungkapan syahdu ibu Insyiraa itu benar-benar menyentuh hati kecil Irwan. 

Dan jika ada kelapangan, keluarga Insyiraa juga akan ke tanah Banjar untuk menziarahi pusara Insyiraa di sana.

"Kebahagiaan itu ada di mana-mana Irwan, walau sekalipun kebahagiaan tak ditakdirkan untuk kita berdua..."

Berpegangkan kata-kata itu, Irwan tetap mencari kebahagiaannya bila mana rencana pernikahannya yang tertangguh kerana pemergian mengejut Insyiraa diteruskan semula.

Nun jauh di sudut hati kecilnya, surat cinta tulisan tangan Insyiraa tak akan pernah terpadam dari kamus hatinya walau surat itu telah hanyut dibawa arus sungai Martapura pada malam suram itu.

Surat itu akan terus menjadi 'Fatwa Pujangga' dalam hidup Irwan umpama lagu yang amat diminati Insyiraa...dan lagu yang pernah diakustikkan khas buat perawan itu.

Walau jasadnya tiada lagi, namun semangat juangnya akan terus hidup dalam jiwa Irwan, dalam jiwa sesiapa sahaja yang mengenalinya...

Ternyata kata-kata Insyiraa dulu yang meluahkan cintanya pada bumi Banjar memang terbukti benar....,walau cintanya pada Irwan tidak kesampaian.., namun jasadnya tetap setia bersemadi di bumi Banjar...

Ternyata..., 'Cintanya Ampuh Di Bumi Banjar'...

                                          ##################################

                                                **********************************

                                                             
        ...T     A    M    A    T   ...

Sis minta maaf kerana trpksa membuat pengakhiran yang sebegini..Sis cuma mahu menyedarkan diri sendiri serta pembaca yang disayangi bahawa kenyataannya hidup kita sehari-hari tidaklah semuanya indah belaka, kdg2 kita trpksa terima kepahitan dlm hidup ini...Dan bila itu terjadi IKHLAS dan REDHA adalah penawar yang paling mujarab...

(Sesungguhnya cinta yang diutarakan dalam kisah ini bukan hanya cinta biasa di antara lelaki dan wanita, tapi lebih daripada itu...Jangan disempitkan pemikiran kita untuk mengenal erti CINTA...,Hargai dan bajailah cinta yang ada pada diri, sebelum cinta itu hilang...,Sesungguhnya CINTA kepada yang MAHA PENCIPTA itulah yang paling UTAMA...)

TRIBUTE kpd salah seorg gitaris Banjarmasin yg amat saya kagumi...Keep it up bro...! Be your self.

           ***   S   E    K    I    A    N    ***

CINTANYA AMPUH DI BUMI BANJARWhere stories live. Discover now