Entah kenapa perubahan Rayhan sangat berpengaruh di otak Laura. Seperti sekarang, pagi ini, Laura tak menerima paksaan lagi, tak menerima senyum penuh kemenangan lagi, tak menerima gangguan lagi.
Yang Laura terima di pagi ini, kelembutan, kehangatan, senyuman yang tulus, dan lelucon yang menghasilkan tawa.
Entah, ini terlalu dadakan bagi Laura.
Kini mereka telah di parkiran SMA Starlight dan terjadi keheningan diantara mereka dari berangkat hingga saat ini. Hanya ada beberapa dialog yang biasa.
Kini mereka telah menaiki satu persatu anak tangga yang akan menuju ke koridor kelas 11. Hanya ada keheningan diantara mereka, hingga akhirnya Rayhan memecahkan keheningan.
"Kalo misalnya lo di ganggu terus sama Anatasya gimana?"
Laura terkekeh mendapat pertanyaan seperti itu.
"Gue bakal lawan, selagi gue gak salah"
"Tapi salah atau enggak nya disini gak ngaruh Ra. Pasti dia akan ganggu lo terus karena lo udah berani lawan dia. Dia orangnya gabisa nerima kekalahan" jelas Rayhan
Mereka terus melanjutkan perjalanannya sambil mengobrol.
"Kayak lo kan?" Laura terkekeh.
Rayhan pun terkekeh juga mendengar ucapan Laura.
"Gue gak bakal biarin lo disakitin sama Anatasya."
Laura sedikit tertegun atas pernyataan itu. Namun Laura tak berniat membalasnya. Mau balas apa memangnya?
Kini mereka telah sampai didepan kelas Laura. Mereka bertatapan sebentar dan Laura bisa baca bahwa mata Rayhan berkata Gak ada salam perpisahan?
"A- gu-gue duluan" Laura gugup karena sorot matanya sangat lembut tadi. Beda dengan yang dulu. Sungguh.
Laura pun masuk dengan terburu buru membuat Rayhan terkekeh melihat tingkah nya ini. Ah dia bisa gila lama lama.
—
Sejak pelajaran pertama, Laura tak fokus. Pikiran nya selalu dipenuhi dengan berbagai pertanyaan yang tak bisa dia jawab sendiri. Dan penyebabnya adalah, perubahan Rayhan.
Bayangkan saja, dalam satu hari dia merubah segalanya. Hanya Tuhan yang tau isi pikiran nya.
Bianca sebagai teman sebangkunya pun terheran karena ini sudah masuk jam ke empat yang berati setelah ini istirahat namun sikap Laura masih sama sejak jam pertama.
Bahkan, Laura berkali kali ditegur oleh guru sejak tadi. Namun sedetik kemudian, dia melakukan hal yang sama lagi.
Bianca menyenggol Laura. Menyadarkannya dari dunia pikirannya. Laura menoleh dan mengangkat alisnya sebagai pertanyaan.
"Lo kenapa sih?" Entah sudah berapa kali Bianca menanyakan ini.
Jawaban Laura hanya menggeleng. Ya, itu jawaban yang sama saat Bianca terus menanyakan keadaannya. Lalu detik berikutnya, dia kembali ke dunianya sendiri.
Tapi tidak dengan sekarang, Laura mengacungkan tangannya membuat semua orang dikelas menatap kearahnya. Termasuk Bu Nara –Guru Mtk–
"Ada apa Laura?" tanya Bu Nara kepada Laura.
"Saya mau ke toilet bu," Bu Nara mengangguk sebagai jawaban.
Namun saat Laura berdiri, Bianca menahannya.
"Gue temenin ya?" Ada perasaan tak enak jika Laura sendiri ke toilet. Namun jawaban Laura membuat Bianca tidak bisa apa apa.
Laura menolaknya, dan pergi ke toilet sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAURA
Teen Fiction"Kenapa lo ga suka sama gue?" tanya Rayhan dengan pede nya. Laura menyergit, "Kenapa gue harus suka sama lo?" tanya balik Laura dengan mengangkat satu alisnya. - Seorang gadis dengan kenangan tragis bersama mantan nya telah dihantui oleh seorang pr...