Saat Laura kembali dari rooftop dan menuju kelas, untung saja kelas sedang free jadi dia tidak perlu mendengar ocehan Bu Nara –Guru Mtk–.
Laura heran, apa sih yang ada di otak Rayhan?
Flashback on
"Kenapa gue harus suka sama lo?"
Rayhan sempat diam. Laura segera mengambil kesempatan untuk pergi. Namun, terhalang lagi. Kini Rayhan mengembalikan ke posisi semula nya.
"Gue gabakal nyerah buat lo luluh sama gue."
Laura tertawa remeh, "Lakukan! Gue gak larang. Tapi jangan salahin gue kalo gue kasar." ancam Laura.
Yakali Laura main kasar? Se kasar apa?
Rayhan membalas dengan tawa meremehkan, "Se kasar apa? Gue penasaran. Apa maksud lo itu tertuju ke.."
Laura mendorong dada Rayhan.
"Jaga ucapan lo!"
"Gue jadi punya alasan lagi buat nolak lo. Selain lo gak jelas, lo juga punya otak mesum!" Laura menunjuk Rayhan membuat Rayhan semakin tertantang.
Rayhan terkekeh. Menghiraukan ucapan Laura.
"Gue jadi heran kenapa lo nolak gue tadi, gengsi?"
Laura muak.
Berdebat dengan Rayhan gak akan ada ujung nya.
"Udah deh. Buang buang waktu aja gue disini sama lo" Laura lagi lagi ditahan saat ingin pergi.
Laura kesal, berusaha melepaskan tangannya yang semakin dia berusaha melepaskan, semakin keras Rayhan memegangnya.
"Kita belum selesai by, gimana kalo kita main game aja?"
Laura menyergit sebagai jawaban.
"Kalo dalam 2 minggu gue gabisa bikin lo luluh, gue bakal pergi dan gak ganggu lo lagi. Tapi kalo dalam 2 minggu gue bisa buat lo luluh, lo harus ikutin apapun yang gue perintahin ke lo" Rayhan menaik turunkan alisnya dengan bangga.
"Cuih. Gak sudi."
Laura ingin pergi. Tapi lupa bahwa tangannya masih digenggam oleh Rayhan.
"Lepasin. Gue gabakal mau ikutin game busuk lo itu" Laura berusaha melepaskan namun Rayhan semakin memperkecil jarak membuat Laura mundur beberapa langkah namun langkahnya terhenti karena tertahan tembok.
Oh sial.
"Kalo lo gamau.. gue bakal nyicipin bibir lo ini. Keliatannya manis" Rayhan tersenyum miring.
Laura panik. Jarak semakin diperkecil.
"Minggir gak? gue gabakal takut sama ancaman lo itu." Laura memukul dada Rayhan namun seakan Rayhan memakai tameng di dada nya. Dia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi kesakitan.
Jarak semakin dekat. Enggak, Laura gaboleh dicium oleh Rayhan. Tapi masa iya dia harus nerima game konyol itu?
Kini jarak hanya beberapa centi. Bahkan hampir menyentuh. Laura panik. Bagaimana ini?
Siapapun, tolong gue!!!
Sedikit lagi Rayhan bergerak, pasti bibir mereka akan menyatu. Laura memejamkan matanya untuk berpikir cepat dan berusaha sekuat mungkin mendorong dada Rayhan walaupun mustahil.

KAMU SEDANG MEMBACA
LAURA
Teen Fiction"Kenapa lo ga suka sama gue?" tanya Rayhan dengan pede nya. Laura menyergit, "Kenapa gue harus suka sama lo?" tanya balik Laura dengan mengangkat satu alisnya. - Seorang gadis dengan kenangan tragis bersama mantan nya telah dihantui oleh seorang pr...