17. Kakak Kelas

1.2K 78 0
                                    

"Anjir lo bisa bayangin gak sih muka Anatasya tadi? Gue kagum banget cui sama Laura, dia bahkan gak ada takut takutnya sama Anatasya" puji Daren yang kini sudah dikantin karena jam istirahat telah berbunyi.

"Iya coi. Sumpah ya, kalo bel gak bunyi, mereka udah cakar cakaran kali tuh" celetuk Ricchard.

Daren dan Rafael mengangguk setuju.

"Lagian Ray. Apalagi yang lo perbuat sampai buat Laura ke koridor kelas 12? Lo kan tau sendiri gimana geng Anatasya kalo ada orang yang ngelawan dia, pasti Laura bakal bermasalah tuh" ucap Rafael.

Rayhan hanya terdiam tanpa ingin memberitahu alasannya.

Yap, geng Anatasya cukup terkenal disini. Laura dan temannya pun tau itu. Geng Anatasya terkenal sering membully murid disini, tentunya cewek. Entahlah dengan alasan apa mereka ngelakuin semua itu.

Bruk!

Terdengar gubrakan meja, dan ternyata dari meja Laura. Siapa lagi kalo bukan Anatasya dan temannya yang menggubraknya?

"Tuh kan si bocah berulah lagi. Lo gamau bantuin Laura Ray?" tanya Daren. Sang empu hanya menatap meja Laura.

"Iya Ray. Kalo lo gak turun tangan, yang ada makin kacau semuanya" lanjut Ricchard.

Rayhan hanya menggeleng sebagai jawaban.

Terlihat Laura tak menghiraukan mereka, Laura terus fokus pada makanannya.

"Kenapa kak?" tanya Calissta terlihat sopan.

Jangan lupakan bahwa mereka telah menjadi sorotan dikantin ini.

Anatasya melihat Calissta. Ah sepertinya dia punya ide untuk mendapat perhatian dari Laura.

Anatasya memegang es jeruk yang ada dimeja ini. Lalu dengan perlahan, Anatasya menuangkannya ke kepala Calissta. Calissta kaget setengah mati, begitupun teman temannya yang kini spontan berdiri.

Geng Rayhan pun begitu, bahkan mereka sampai spontan berdiri menatapnya. Apalagi Ricchard yang kini sudah menahan amarahnya.

Laura menghampiri Anatasya dan mendoronya hingga membuat dia sedikit terhuyung.

"Berani berani nya ya lo nyentuh temen gue. Mau lo apa sih?" Laura sudah kesal setengah mati melihat kakak kelas yang sok jagoan gini. Apa tidak cukup kejadian tadi membuat dia sadar dan malu?

"Oh simple. Cium kaki gue, minta maaf ke gue!" balas Anatasya.

Laura menyergit, dia gak salah dengar kan?

"Bentar bentar, bisa lo ulangin? kayaknya telinga gue sedikit bermasalah" balas Laura dengan menunjukkan telinganya dan tentu itu sebuah ejekan

Kini teman Anatasya yang bernama Kania membalas, "Cium kaki Anatasya dan minta maaf" ucapnya penuh penekanan.

"Gue? Cium kaki lo? Omg lo pikir gue bakal nurut?"

"Kalo lo gak nurut, temen temen lo bisa jadi bahan kita" kini salah satu teman nya membalas yang bernama Berlian.

Laura sedikit bingung, dia gak tau temannya berani atau gak sama mereka. Tapi tidak mungkin juga kalo dia bakal cium kaki nya. Gak sudi

Laura berbalik, mengambil minum es jeruk yang sudah setengah karena tadi dia menumpahkan ke Calissta. Laura sedikit memberi kode pada teman temannya bahwa dia tidak perlu takut.

"Bentar, gue minum dulu. Aus" Laura meminumnya, namun dia berlaga batuk hingga es nya muncrat ke baju mereka.

"Duh sorry, gue gak sengaja—" Laura sedikit memberi jeda dengan membersihkan baju mereka

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang