8. Rencana

1.8K 102 6
                                    

Seperti yang kalian ketahui, hari Senin ini. Rayhan akan mempersiapkan diri untuk menembak Laura. Rayhan sangat yakin Laura akan menerima nya dan membuktikan pada teman temannya bahwa dia benar.

Rayhan menjemput Laura dengan mobil namun sayangnya Laura sudah jalan duluan, sepertinya dia menghindari Rayhan. Karena gak biasanya Laura jalan sepagi itu.

Akhirnya Rayhan memanfaatkan waktunya untuk membeli bunga dan balon. Serta kain hitam panjang dan pilok silver

Saat sampai di parkiran, Rayhan meminta teman temannya agar madol pelajaran pertama untuk membantunya membuat kejutan untuk Laura.

Kini mereka sudah berada di rooftop sekolah. Daren dan Ricchard yang sedang merapikan bunga dan balonnya itu. Sedangkan Rayhan dan Rafael menulis kata di sebuah kain hitam dengan pilok silver.

"Lo yakin Ray?" tanya Daren tanpa mengalihkan tatapannya kepada bunga cantik dan indah ini.

"Tenang aja. Gue bakal diterima" Rayhan sangat yakin.

"Kalo lo ga diterima, lo bakal ngejar lagi apa udahan? Gue rasa sih udahan aja, kan taruhannya juga udah selesai" Ucap Rafael yang berada di sebrang nya.

"Ih lo semua bacot banget deh. Tenang aja, gue bakal diterima"

"Perasaan dari tadi gue ga ngomong apa apa" Gumam Ricchard yang tidak terima karena Rayhan bilang 'semua' padahal dirinya sejak tadi diam menyimak.

Dan gak lama kemudian, bell istirahat bunyi. Membuat Rayhan semakin semangat. Mereka telah meyelesaikan semua pekerjaannya.

"Gue minta bantuan lo semua ni"

"Nanti gue panggil Laura lewat spiker sekolah, ter—

"Lah Ray? emang ga diomelin guru?" potong Ricchard

"Ih gasopan banget lo motong pembicaraan orang. Ya gak bakal diomelin, sans. Nih nanti Daren sama Ricchard bawa banner nya ya" ucap Rayhan

"Banner apaan ini? Banner abal abal an" Komen Daren.

"Heh ini namanya perjuangan. Jadi Laura harus tau perjuangan gue membuat banner abal abal an ini dengan memanfaatkan sedikit bahan" jelas Rayhan

"Pel, nanti lo bawa balon ya. Lo semua tunggu gue di ujung lapangan. Nanti kalo ada Laura baru kita maju."

Teman temannya hanya menyimak. Sebenernya mereka setengah hati melakukannya, karena menurut mereka bahwa Rayhan akan ditolak namun kita harus mendukung teman. Siapa tau Laura nerima? Gak ada yang tau perasaan Laura.

"Oiya satu lagi. Ren,, lo kan lagi deket ni sama Bianca. Suruh Bianca bujuk Laura ya." Rayhan mengeluarkan cengiran khasnya.

Daren hanya bisa pasrah menuruti temannya ini. Rayhan tergila gila dengan Laura. Eh tunggu, ralat. Rayhan tergila gila dengan taruhan ini.

Daren mengangguk.

"Yess!! ok lo semua duluan ke lapangan, gue ke spiker. Babay semangat. love youu!" Rayhan mengeluarkan kissbye untuk teman temannya dan diberi respon mual.

"Gay" komen Ricchard

Rayhan kini sudah ada di tempat untuk memberitahu kabar lewat spiker ini.

Rayhan duduk di depan mic yang sudah nyala.

"Ekhem. Perhatian. Buat yang namanya Laura anak kelas 11 IPS 2. Diharap ke lapangan sekarang. Terima kasih" Ucapan Rayhan sedikit formal agar Laura percaya ada hal penting di lapangan.

Murid murid yang mendengar nya lewat spiker, mulai penasaran dan ke lapangan.

Laura menyergit mendengar identitas nya disebutkan. Begitupun teman temannya. Kini mereka telah berada di kantin dan menjadi pusat perhatian karena nama Laura yang terpanggil.

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang