64. Jadi

1.3K 88 11
                                    

4 tahun kemudian.

Gak kerasa tahun terus berjalan. Kini Bianca dan Laura sepakat membuka agensi model di Australia ini. Ya, karir mereka lancar dan terus mengalir. Bahkan, mereka memasuki nominasi agensi terbaik di Australia ini.

Kalo kalian bertanya kenapa mereka melakukannya berdua, alasannya cukup singkat, berdua akan terlihat mudah. Banyak model terkenal yang memakai design baju hasil mereka bahkan kini mereka telah mempunyai model sendiri dan sedang naik daun.

Karir mereka sedang di puncaknya dan tentu banyak yang meliriknya. Ditambah, salah satu CEO nya tidak memiliki pasangan. Banyak sakali yang mendekati Laura tapi, Laura tak tertarik sedikitpun.

Sudah jalan tahun ke 6 tapi Laura masih stuck pada hal yang gak pasti. Rayhan pun tak ada kabar sama sekali. Yang Laura lakukan, ia terus mengecek nama Rayhan di internet guna mengetahui kabarnya.

Seperti yang sekarang ia lakukan di bangku kebangsaan nya.

Bianca yang baru saja datang langsung menghembuskan nafasnya kesal. Kesekian kalinya ia menatap Laura yang seperti ini. Mencari kabar Rayhan di internet.

"Ayolah ra, sampai kapan lo kaya gini?" ucap Bianca sembari merangkul Laura.

"Gue udah nyaman bi" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Lo gila!" umpat Bianca.

Bianca menegakkan badannya dan merapikan pakaiannya, "Buruan, ada meeting"

Laura menyergit, "Meeting apa?"

Bianca menatapnya dengan terkejut, "Lo gak tau?" tanya nya tak percaya. Laura menggeleng dengan tanpa dosanya.

"Astaga," desahnya kesal.

"Ada salah satu agensi yang mau jadiin kita rekan kerja. Dan katanya perusahaan mereka perusahaan terkenal dinegaranya. Jadi, kita yakin kita bakal untung." ucapnya dengan cepat dan langsung menarik Laura dari bangkunya.

"Makanya cek email jangan cek berita Rayhan mulu!" sindir Bianca

"Siapa CEO nya?" tanya Laura yang pakaian nya sedang dirapikan oleh Bianca.

"Gak tau."

Bianca terlihat menimang-nimang, "Gue rasa lo harus ganti baju deh" sarannya yang melihat pakaian Laura biasa saja.

"WHAT? Lo gila! Gue gak mau. Males banget" tolaknya mentah mentah. Awalnya Laura berniat meninggalkan Bianca, tapi sayang nya Bianca telah menarik Laura ke sebuah ruang pakaian.

Ya, memang mereka sengaja membuat ruang pakaian dikantornya guna untuk alasan seperti ini. Mereka menyatukan pakaian nya agar lebih mudah. Toh, mereka sama sama perempuan. Tidak salah kan menyatukan pakaian mereka bersama?

"Ganerima penolakan" ucapnya dengan penuh penekanan dan Laura dipaksa duduk disebuah sofa yang disediakan.

Bianca terlihat memilih milih pakaian di dalam lemari besar ini yang hampir memenuhi ruangan. Tapi Laura malah bosan melihat temannya ini.

"Ayolah bi, ngapain sih? Buang buang waktu" ajak Laura ditempat.

"Katanya CEO nya termasuk trending di internasional dan ini menguntungkan kira Ra. Jadi kita harus buat kesan pertama buat dia" balasnya tanpa mengalihkan kegiatannya.

Yasudah. Jika Bianca sudah memutuskan, apa yang bisa rambut pirang ini katakan?

Bianca mengambil setelan seragam jas dengan rok sopan berwarna coklat dengan motif acak. "Apa ini aja ya?" tanya Bianca berbicara sendiri.

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang