32. Akhir?

1.1K 67 2
                                        

Hari yang menyedihkan atau menyenangkan?

Kehilangan seseorang yang sudah menjadi kebiasaan dihidupnya, atau merayakan hilangnya seseorang?

Laura masih sulit memilihnya.

Entah kenapa, yang dia harapkan malah menjadi hal yang menyakitkan dihatinya. Padahal, dia seharusnya merayakan hari ini. Tapi, kenapa tubuhnya menolak?

Suka? Tidak mungkin.

Laura yakin bahwa dia tidak terpejerat dizona Rayhan, Laura sangat yakin akan hal itu. Tapi, mengapa berbeda?

Rayhan hampir setiap hari berada didekatnya. Tapi sekarang, rasanya berbeda jika dia tak ada disisinya. Biasanya akan ada perdebatan atau lelucon yang Rayhan berikan, tapi sekarang tidak.

Dalam satu hari, semuanya hilang.

Laura berfikir bahwa dia hanya belum terbiasa tanpa Rayhan, bukan nya tak bisa hidup tanpa Rayhan. Dia meyakinkan hal itu, namun rasanya aneh diperasaannya. Seperti menolak apa yang Laura pikirkan.

Senggolan dari Bianca menyadarkannya.

"Ayok! Udah istirahat kedua" ajak Bianca dan ketiga temannya.

Laura pun mengangguk dan mengikuti teman temannya. Mereka memilih untuk jajan di kantin. Mereka menuruni anak tangga satu persatu, hingga tiba nya di lantai dasar. Mereka pun pergi menuju kantin.

Diperjalanan, tanpa sengaja Laura menabrak seseorang. Yang ternyata, Rayhan.

Mereka bertatapan sesaat.

"Hati hati kalo jalan" ucap Rayhan dengan tanpa ekspresi dan langsung meninggalkannya.

Bahkan belum 24 jam, Rayhan dengan gampang nya merubah sikapnya kepada Laura.

Ketiga temannya tak mengerti apa yang terjadi. Mereka saling bertatap mencari jawaban. Namun mereka sama sama tak tahu.

Bianca memegang bahu Laura, "Ra, lo lagi ada masalah sama ka Rayhan?" tanya nya.

Laura menggeleng, "Yuk?"

Mereka pun menuju kantin dengan rasa penasaran. Mereka duduk di tempat biasanya dan memesan jajanan.

"Lo mau apa, Ra?" tanya Agatha yang sudah berdiri dan siap memesankan pesanan temannya.

"Es jeruk aja" jawab seadanya.

Agatha menatap kedua temannya dan menanyakan sikap Laura yang aneh ini dalam tatapan. Namun kedua temannya menggeleng kompak.

Agatha pun langsung memesan pesanan nya. Karena kantin tak terlalu ramai, Agatha dengan cepat kembali ke tempatnya dengan membawa pesanan temannya.

"Cemilan datangg.. Saatnya menggosipp" seru Agatha dan menaruh jajanan dimejanya.

Mereka pun mulai menggosip. Beberapa menit kemudian, ketiga temannya menyadari bahwa Laura hanya diam membisu ditempat. Tidak seperti biasanya, bukan?

"Ra, lo kenapa sih?" tanya Calissta yang kini berada dihadapannya.

"Kalo ada masalah, cerita Ra" sambung Bianca yang disamping Calissta.

Agatha mengangguk setuju atas ucapan Bianca.

Baru saja Laura ingin menjawab, Daren, Ricchard, dan Rafael datang mengagetkan mereka.

"HALLO BABY" pekik Daren dan duduk disamping Bianca.

Rafael pun duduk disamping Agatha dan mencubit pipinya gemas.

Ricchard tersenyum manis kepada Calissta, dan Calissta pun membalasnya.

Bianca sadar akan sesuatu, "Loh, ka Rayhan mana?"

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang