50. Kembali

1K 61 8
                                    

"Aku udah putuskan, kalo sebaiknya—

kita lupain masalah ini aja"

Terdengar helaan nafas lega dari ayah dan bunda nya. Bryan pun menatap Laura yang masih tak bereaksi apapun.

Bryan memegang punggung Laura, "Kita tau betul, sekali ayah ngelakuin hal yang salah, ayah gak akan ngulangin lagi. Jadi kita anggap ini sebagai kesalahan. Toh, bunda juga sudah memaafkan ayah"

"Kakak juga sedih dan marah sama ayah. Tapi gue pikir, keluarga tetap keluarga. Kalo misalkan bunda sama ayah pisah, apa itu menjamin kalo bunda bakal bahagia?"

Laura menggeleng sebagai jawaban. Jasmine ikut tersenyum melihat Laura sudah mulai luluh.

"So, gak ada salahnya kan memaafkan?" Laura menjawab agak lama sehingga semuanya menunggu jawaban nya.

Laura mencerna setiap nasihat yang diberikan baik itu dari ketiga teman nya, Rayhan, dan calon kakak iparnya. Laura tersenyum saat mendapat jawaban.

Ia mulai mendongak kan kepalanya dan menatap kakaknya. Detik berikutnya, Laura mengangguk dan membuat semuanya bahagia dan lega. Bryan memeluk bidadari kecilnya ini dengan hangat. Ayah dan bunda pun menghampiri mereka dan ikut memeluknya. Bunda menarik Jasmine untuk ikut dalam pelukan hangat sang keluarga.

Walaupun agak terlambat, setidaknya Bryan masih bisa menerima pelukan hangat keluarganya.

Keluarga, kata yang penuh arti. Keluarga bukan cuma terdiri dari suami istri dan anak. Keluarga adalah segalanya. Percaya atau tidak, keluarga pasti akan sangat berpengaruh pada kita.

Tidak ada keluarga yang sempurna, yang ada hanya keluarga yang indah.

Mereka pun pergi ke rumah keluarga. Mereka berniat untuk menyalurkan cerita karena sudah lama tak bertemu.

Kini posisinya Jasmine dan Bryan beradan di sofa depan Laura, Bunda dan Ayah. Tentunya, Laura dihimpit oleh kedua orangtuanya ini.

"Dasar anak durhaka! Tunangan gak ngundang keluarganya" sindir bunda kepada putranya itu.

"Untuk bunda ku tersayang, setidaknya putramu ini udah ngabarin. Tapi kendalanya kan di kalian, kok jadi salahin Bryan?!" balas Bryan yang tak mau kalah.

Bunda tersenyum melihatnya, "Selamat ya atas tunangan kalian. Bunda doakan semoga cepat menikah."

"Justru itu kita kesini, kita mau bikin tanggal bareng kalian" ucap Bryan dengan enteng.

Laura yang sedang memakan cemilan pun langsung berdiri tegak, "Kak Bryan beneran mau nikah?" tanya nya yang tak percaya.

"Yaiyalah bodoh. Yakali udah tunangan gak nikah, gimana sih?!" cercos Bryan kesal karena adiknya lemot sekali.

"PT" pekik Laura.

Ucapan Laura membuat mereka bingung.

"Apa itu?" tanya Bryan

"PAJAK TUNANGAN" pekiknya kegirangan sembari melompat lompat kan badannya.

Mereka tertawa dengan tingkah Laura yang benar benar seperti anak dibawah umur 10 th.

"Gimana kalo kita habisin uang Bryan sekarang?" saran Ayah membuat Laura mengangguk dengan semangat.

"SETUJU!"

"CUUUUSSSS" sambung Jasmine yang senang juga.

"Ajak Rayhan, biar kaya tripple date" ucap bunda dengan pedenya.

Laura tertawa, "Inget umur, bun" sindirnya.

Mereka pun langsung misah untuk bersiap diri. Laura dan Jasmine pun ke kamar Laura. Jasmine mengambil koper dan membukanya untuk merapikan bajunya.

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang