48. Canggung

1K 62 0
                                    

Pagi ini Laura sudah siap untuk berangkat sekolah. Ketukan pintu terus terdengar dibaliknya ada suara ibu nya yang meminta nya untuk sarapan bersama. Laura enggan untuk mengikuti permintaan bunda nya, tapi jika ia tak mengikutinya, ia yakin bahwa bunda nya akan melewatkan sarapannya.

Laura menatap dirinya dicermin, berharap mendapat jawaban dari dirinya. Dengan ragu Laura mengambil tas dan berjalan ke arah pintu. Perlahan ia mulai membuka pintu nya dan terlihat bunda nya tersenyum senang karena putrinya membuka pintu kamarnya.

"Makan bareng, yuk?" ajak bunda kepada putrinya. Laura yang melihat bunda nya kurusan merasa sedih. Demi bunda nya, ia harus menyingkirkan egonya untuk saat ini.

Laura mengangguk dan lihatlah betapa bahagianya bunda ini, bunda langsung mengajak Laura turun melewati satu persatu anak tangga.

Terlihat ayahnya yang duduk di meja makan dengan canggung. Laura menelan saliva nya, apakah ia bisa makan bersama ayahnya?

Bunda nya menuntun Laura untuk ke meja makan. Bunda nya pun menyiapkan tempat duduk tepat di depan ayahnya sedangkan dirinya duduk di samping putrinya.

Bunda menyiapkan makanan nya dan mereka mulai memakan tanpa suara. Yang terdengar hanyalah dentingan sendok dan garpu yang saling bertabrakan dengan piring.

"Laura" ayah mulai membuka suaranya. Namun masih tak direspon oleh putrinya.

"Ayah— minta maaf" ucapnya dengan tulus dan menundukkan kepalanya karena merasa malu.

Laura masih melanjutkan kegiatan makan nya sembari menyimak ucapan ayahnya. Melihat ayahnya menunduk didepan nya seperti ini membuat mata nya berkaca kaca menahan tangisan yang keluar.

Laura langsung berdiri, "Aku berangkat" ucapnya lalu langsung meninggalkan kedua orang tuanya. Pertahanan nya sudah hancur, ia menangis sembari berjalan menjauhi kedua orang tuanya. Ia menghapus air mata nya terus menerus.

Ia menunggu Rayhan di depan gerbang rumahnya. Tak menunggu lama, kekasihnya pun tiba. Ia mengeluarkan senyum paksa nya kepada Rayhan. Rayhan yang mengetahui itu hanya membiarkan nya karena ia tau ini adalah sebuah proses.

Rayhan memberikan helm kepada Laura dan Laura memakainya. Setelah itu, Laura naik ke motor dan Rayhan langsung menjalankan motornya.

Selang beberapa menit, mereka sampai di sekolah. Setelah mereka menaruh helm, mereka langsung berjalan beriringan lewat koridor.

"Oh iya, jadwal kamu hari ini ada olahraga ya?" tanya Rayhan menatap Laura. Laura menoleh ke Rayhan dan mengangguk sebagai jawaban.

"Jam ke?" tanya Rayhan

"Pertama" balas Laura.

"Oh ya? Berarti kamu langsung ke loker ngambil baju?"

Laura menggeleng, "Ke kelas dulu naruh tas. Kamu kenapa nanya yang gak penting sih?" kekeh Laura yang mengetahui Rayhan terus saja mencari topik.

"Abisnya aku bingung mau bahas apa sama kamu" balas Rayhan sembari menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

Laura terkekeh dan memeluk Rayhan dari samping. Rayhan yang mendapatkan nya secara dadakan pun terkejut seketika, dan ia langsung membalasnya dengan senang.

Setelah menaiki satupersatu anak tangga, mereks sudah sampai di kelas Laura. Laura menatap Rayhan, "Aku duluan" pamitnya.

Rayhan mengangguk, "Semangat olahraga nya!" ucapnya menyemangati kekasihnya dengan gerakan menggemaskan membuat Laura tertawa melihatnya.

Laura masuk ke kelas dan menemukan ketiga teman nya yang duduk di bangku bagian kiri belakang sedang berbentuk melingkar. Apalagi kalo bukan menggosip?

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang