58. Keputusan

1K 73 15
                                    

Aku update lagi deh, ada yang minta soalnya. Target vote 30 dan komen 15 baru aku update lagi, nyampe gak ya?


Keesokan harinya, sesuai rencana, Rafael memberikan rekaman suara Agatha pada Rayhan. Rayhan yang mendengarnya langsung merasa bodoh dan menyalahkan dirinya sendiri. Dengan tanpa aba aba, Rayhan lari secepat mungkin ke kelas Laura karena jam istirahat berbunyi 5 menit yang lalu.

Tepat sasaran, Laura dkk baru saja keluar dari kelas saat Rayhan sudah sampai di depan kelasnya.

Dengan hembusan yang tidak normal karena kelelahan berlari, Rayhan berbicara, "Ra, hossh—kita harus ngomong"

Calissta dan Bianca dengan gesit membuat pagar diantara Rayhan dan Laura. Dengan tatapan tajam mereka, menjawab semuanya.

"Ngapain lagi? Lo udah gak ada urusan apa apa sama Laura" tukas Calissta dengan tajam.

Untungnya, ketiga temannya datang di waktu yang tepat.

"Call, biarin aja. Mereka mau nyelesain masalah mereka" ucap Ricchard dengan lembut berharap Calissta luluh.

"Gak boleh! Siapa suruh dia gegabah saat itu?" balas Calissta

Ketiga temannya saling memandang, memikirkan sebuah rencana. Rafael melirik kekasihnya, Rafael pun langsung menarik Rayhan.

Ia yakin, kekasihnya akan melakukan sesuatu.

"Yaudah Ray, ngalah dulu" bisik Rafael kepada Rayhan. Rayhan yang mengerti pun pasrah ditarik oleh Rafael.

Tapi tatapannya tetap pada Laura yang dibelakang Bianca dan Calissta. Tatapan mereka bertemu seolah bicara dalam tatapan. Mereka sama sama terhanyut hingga akhirnya Rayhan tak bisa menatapnya karena dirinya semakin menjauh dengannya.

Bianca dan Calissta pun menurunkan tangannya karena merasa keadaan sudah aman. Mereka mulai berjalan sembari mengoceh.

"Gue yakin Rayhan udah tau ceritanya" ucap Calissta sembari berjalan.

"Tapi, emang apa salahnya mereka ngobrol sebentar gitu? Kan, hubungan mereka" ucap Agatha dengan ragu ragu dan cukup pelan karena takut salah bicara.

"Lo tanya sendiri sama temen lo, mau gak" balas Calissta dengan emosi yang masih tertahan.

Memang Calissta pendendam orangnya, dan keras kepala. Mereka mewajarkannya karena Calissta terlalu khawatir dengan temannya.

"Okey, gue salah—

"Gue mau kok" potong Laura yang membalas ucapan Calissta.

Seketika mereka berhenti dan menatap Laura dengan tatapan terkejut.

"Gak ada salahnya, kan?" ucap Laura.

"Tapi ra. Dia udah gegabah dan dia harus nerima resikonya. Lo jadi cewek jangan lemah, pas dia ngomong gitu doang lo langsung iyain, gimana kalo dia ngulangin lagi? Lo yang sakit lagi kan?" oceh Calissta.

"Sekarang gini, waktu itu emang keadaan nya Rayhan lagi emosi karena dipukul sama ka Daren. Ditambah, gue ngomong kaya gitu buat mood nya pasti hancur, yakan?" ucapnya meyakinkan kedua temannya.

"Tapi ra, waktu itu lo udah dibuang pait pait dengan ucapan yang—

"Saat itu, ka Rayhan gak tau masalahnya. Dan sekarang, gue ngeliat dia nyesel gitu, kalian gak liat matanya?" balas Agatha memotong ucapan Calissta.

"Setidaknya kita harus kasih dia pelajaran supaya gak bertindak gegabah lagi, tha" balas Bianca.

"Sampai kapan? Gue rasa ka Rayhan cukup ngerasain seminggu belakangan ini" balas Agatha.

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang