Sedih banget yg baca udah banyak tp vote nya dikit:(
Sesama menghargai itu penting guys❤️—
Rayhan menggandeng Laura selama perjalanan menuju motornya. Hingga akhirnya ia sampai di tempat Rayhan memarkirkan motornya.Rayhan berbalik menghadap Laura dan menatapnya lekat lekat, "Pulang kerumah, ya?" pinta Rayhan kepada Laura.
Laura menundukkan wajahnya, sulit untuk menjawabnya.
Rayhan pun memegang kedua bahu Laura dengan lembut, "Logika nya ra, kamu yang anaknya aja gak bisa nerima kenyataan kaya gini. Gimana bunda kamu yang merasakan hal itu, tapi gak punya sandaran untuknya?"
"Kamu masih punya aku, teman teman kamu buat sandaranmu. Tapi bunda, siapa? Kakak mu gak ada di dekatnya. Siapa lagi kalo bukan kamu, Ra?"
"Ditambah kamu yang kabur dari rumah kaya gini. Bayangin gimana perasaan bunda saat ini? Mungkin bunda akan jauh lebih buruk kalo kamu gak pulang sekarang"
Tangisan Laura mulai terdengar kembali. Rayhan mengangkat kepala Laura untuk menghadapnya. Rayhan menghapus airmata Laura dengan ibu jarinya.
"Pulang kerumah, ya?"
"Walaupun kamu menyendiri di kamar, setidaknya bunda gak mengkhawatirkan keadaan kamu kaya sekarang gini."
Tangisan Laura semakin terdengar membuat Rayhan tak tega melihatnya. Dengan sigap, ia menarik Laura ke dalam pelukannya. Menghantarkan kehangatan yang menjadi kebutuhan Laura sekarang ini.
"Masalah itu harus dihadapi, bukan melarikan diri"
Selang beberapa menit, Rayhan mengantar Laura untuk naik ke motornya. Dengan persetujuan atau tidak persetujuan Laura, ia harus tetap membawa Laura kerumahnya.
Laura memeluk erat Rayhan dan seperti biasa menaruh kepalanya di dagunya. Kini ia memilih untuk memejamkan matanya, menenangkan diri sendiri. Rayhan pun mulai menjalankan motornya.
Diperjalanan, tidak ada percakapan apapun. Rayhan dan Laura sama sama tenggelam dalam pikirannya. Memasuki komplek rumah Laura, Laura semakin mengeratkan pelukan nya seolah berkata ia belum siap.
Tapi jika Rayhan terus mengikuti kemauan Laura, itu tidak akan ada habisnya. Ia harus mengajak Laura untuk bangkit dari zona nya dan mulai melangkah bersamanya.
Tepat di depan rumah Laura, Rayhan mematikan mesin motornya. Ia tak masuk ke dalam rumahnya karena berniat langsung pergi karena dia tidak punya hak untuk ikut campur masalah keluarga Laura.
Rayhan membuka helm fullfacenya dan menaruhnya di depan nya. Rayhan melirik Laura yang masih memeluk nya dengan erat dengan mata tertutup.
Perlahan, Rayhan mulai menarik tangan Laura untuk melepaskan pelukannya. Laura membuka matanya perlahan saat Rayhan melepaskan pelukannya.
Mata mereka bertemu, Rayhan terus memancarkan kehangatan dan ketenangan lewat matanya. Laura menghembuskan nafasnya, dengan ragu ia pun turun dari motor Rayhan.
Rayhan tersenyum senang melihatnya. Rayhan tak ikut turun dari motornya. Dia memilih untuk menggenggam tangan Laura.
"Gih, masuk. Ini rumah mu" ucapnya dengan yakin dan senyuman yang penuh.
Rayhan melepaskan genggamannya dan mulai memakai helm nya. Iya membuka kaca helm nya untuk mengucapkan salam perpisahan, "Aku pulang, ya" pamitnya.
Laura masih tak menjawab dan terdiam membeku. Rayhan mulai menyalakan motornya dan menatap Laura kembali. Terlihat matanya menyipit berarti ia sedang mempancarkan senyuman dibalik helm nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAURA
Teen Fiction"Kenapa lo ga suka sama gue?" tanya Rayhan dengan pede nya. Laura menyergit, "Kenapa gue harus suka sama lo?" tanya balik Laura dengan mengangkat satu alisnya. - Seorang gadis dengan kenangan tragis bersama mantan nya telah dihantui oleh seorang pr...