Kini Rayhan dan Laura sudah berada di parkiran untuk segera bersiap pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, sekolah juga hampir sepi karena semua murid sedang merayakan kegembiraan ini.
Rayhan memakaikan helm pada Laura, tapi Laura menahan Rayhan. Akhirnya Laura memakainya sendiri.
Rayhan menyandarkan badannya ke motor ninja nya dan menatap Laura.
"Kenapa?" tanya Laua yang kini sudah siap naik ke motor, namun sepertinya Rayhan ingin mengatakan sesuatu.
"Jalan jalan bentar, yuk?" Rayhan berharap Laura akan menerimanya. Walaupun itu 0,01 persen.
"Enggak deh, gue mau pack—
"Masih banyak waktu Ra. Setidaknya 2 jam aja. Ya ya? Please?!" Rayhan sedikit memaksa agar Laura mau.
"Enggak enggak, gue males banget" lagi lagi Laura menolak. Emang susah.
Rayhan menghela nafas, dia akhirnya menerima jawaban Laura. Dia mulai naik ke atas motornya dan bersiap menyalakan motornya. Rayhan menatap Laura, menyuruhnya naik dengan tatapan.
Laura merasa tak enak karena menolaknya untuk yang kedua kalinya, tapi dia agak malas. Ditambah terik matahari yang makin terang seiring berjalannya waktu.
"Oke. 2 jam" akhirnya Laura berucap.
Ucapan Laura membuat Rayhan menyergit, masih tak paham akan ucapannya. Rayhan menaikkan alisnya, menanyakan apa maksudnya.
"Yaudah gue terima ajakan lo. Tapi cari tempat yang adem, oke?"
Rayhan sudah tak bisa menahan senyuman nya ini. Rayhan mengangguk dengan semangat dan menyuruh Laura naik.
"Tenang aja Ra, gue bakal ngajak lo ke tempat yang nyaman"
Rayhan mulai menjalankan motornya, meninggalkan sekolah. Menyusuri jalanan yang ramai, melewati pohon pohon. Awan awan yang seakan mengikuti jejak Rayhan.
Laura menikmati udara dan menatapi jalanan yang dia lewati. Berpegangan pada bomber yang Rayhan pakai. Walaupun angin terus saja menabraknya, namun dia cukup senang. Entah karena apa.
Setelah 10 menit perjalanan, kini Rayhan memarkirkan motornya di sebuah cafe bernuansa green. Banyak pohon pohon seperti mengitari cafe ini. Cukup sejuk di cuaca yang seperti ini.
Rayhan dan Laura masuk ke dalam cafe dan mulai disapa oleh pegawai nya disini. Laura cukup takjub dengan tema cafe ini. Banyak hiasan pohon dan bernuansa hijau. Banyak juga pengunjung disini, mayoritas nya anak muda.
Laura tak pernah melihat cafe seindah ini. Senyuman Laura terukir, memuji cafe ini. Rayhan tersenyum melihat Laura suka akan tempat yang dia pilih. Rayhan pun menarik lembut Laura ke tempat di bagian pojok. Cukup nyaman dengan pemandangan jalanan.
Mereka mulai memesan makanan dan menunggu makanan tiba. Mereka sibuk memainkan ponselnya. Ralat, hanya Laura yang sibuk memainkan ponselnya, sedangkan Rayhan masih betah memandangi lawan jenis dihadapannya.
Laura yang merasa sedang dipandang pun menoleh ke arah Rayhan, ternyata benar. Rayhan sedang memandangi nya sejak tadi.
"Kenapa?"
"Lo gak mau nanya kenapa gue bisa tau tempat ini?" tanya Rayhan yang mungkin bisa dibilang, memancing pertanyaan.
Laura mengangguk paham, "Gimana bisa lo tau tempat ini?" Emang Laura agak penasaran, jadi dia menanyakannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/170097711-288-k420.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LAURA
Teen Fiction"Kenapa lo ga suka sama gue?" tanya Rayhan dengan pede nya. Laura menyergit, "Kenapa gue harus suka sama lo?" tanya balik Laura dengan mengangkat satu alisnya. - Seorang gadis dengan kenangan tragis bersama mantan nya telah dihantui oleh seorang pr...