Hésitant

14.3K 1.4K 75
                                    

Author POV

Malam semakin larut, Lisa baru saja kembali ke dorm. Ia melirik jam rolex nya, sudah hampir jam 12 malam ternyata. Lalisa membuka pintu dorm dan segera melemparkan kunci mobilnya ke sembarang arah. Gadis itu kemudian berjalan menuju lemari es untuk mengambil air mineral dingin. Namun betapa terkejutnya ia, ketika mendapati bayangan seseorang didalam ruangan yang gelap itu sedang duduk sendirian di samping counter kitchen.

“YAKK, fuck Rosie… what are you doing?”

Dan ternyata orang itu adalah Chaeyoung. Ia duduk santai dengan sebotol wine disampingnya tanpa menggubris keterkejutan Lalisa.

Wine…” jawab Chaeyoung dengan mengangkat gelas red wine nya.

“Kenapa tidak menyalakan lampu, huh? Mengagetkanku saja!”

Chaeyoung tidak menjawab, ia hanya tersenyum masam sambil mengamati pergerakan Lisa yang kini sedang menuang air mineral kedalam gelasnya, kemudian meneguknya dengan cepat.
Lalisa pun kini ikut ambil posisi duduk berhadapan dengan Chaeyoung. Tidak ada kata dalam beberapa saat antara kedua sahabat itu. Chaeyoung hanya memainkan gelas wine nya, dan Lisa sendiri juga sibuk mengacak-acak rambutnya yang masih tertutup hoodie itu.

“Jennie Eonnie menunggumu sejak tadi. Kau darimana saja?”

Chaeyoung membuka percakapan. Lisa sendiri tidak segera menjawab pertanyaan Chaeyoung, ia malah ikut menuangkan red wine itu kedalam gelasnya.
GLEK! Lisa menghabiskannya dalam sekali tegukan saja. Kemudian menuangkan yang kedua kali dengan kasar.

“Lisa-yaa…”

Lisa menatap Chaeyoung yang sedang menanti jawabannya. Mata gadis keturunan Thai itu nampak memerah.

“Kau menangis?”

“Chaeyoung-ah…”

“Hmm…”

“Apa aku sangat kurang ajar?”

Maybe… why?”

“Hubungan ini benar-benar rumit.” Ucap Lalisa sambil memijit pelipisnya yang terasa berat.

For sure…” jawab Chaeyoung sambil mengangkat alisnya. Menunjukkan bahwa ia mengerti apa yang sahabatnya itu risaukan kini. Ia memperhatikan wajah Lalisa yang semakin kusut. Ia tahu saat ini sahabatnya sedang merasa gelisah tak karuan memikirkan kisah percintaannya.

“Apa aku layak untuknya?”

“For Jennie? No!”

Lalisa mendelik mendengar jawaban Chaeyoung yang diucapkannya dengan mantap.

You don’t trust her! Kau menyiksanya dengan semua keraguanmu, Lisa-yaa…”

“Huh, kenapa selalu saja aku yang seolah bersalah dan tidak tahu diri? Kau tahu, betapa lelahnya aku melihat dia selalu diberitakan oleh orang lain. Dan itu terlalu sering, Rosie. Bagaimana aku bisa mengendalikan diriku?” Lalisa nampak emosi menanggapi komentar Chaeyoung. Gadis itu mulai menaikkan suaranya.

“Selama ini, aku selalu menghindari skandal. Kau tahu karena apa? Karna aku sangat menghargai Jennie. Aku ingin menjaga hatinya… tapi dia tidak menyadari itu sedikitpun. Sedangkan jika aku yang diberitakan oleh orang lain, dia pasti akan mengamuk seperti ingin membunuhku saja. Walaupun berita itu hanya skandal murahan, tetap saja ia tidak percaya.”

Chaeyoung menampilkan smirk nya menanggapi penjelasan Lisa. Gadis blonde itu terlihat tidak menyetujui apa yang baru saja ia dengar.

“Bukankah itu bukti jika ia sangat menggilaimu, Lisa?”

Preuve d'amour (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang