"Limario and Ruby?"

10.7K 949 138
                                    

Play it 👆🏻
.
Karna part ini diawali dengan yang manis-manis, maka tonton dulu video Author buat kesayangan kita semua, Jenlisa. Yang bakal bikin hati ikut berflower-flower ngeliatnya. 🥰
.
Btw, yang kmrn ada nanyain akun IG sama Youtube Author, search aja J_Manoboo. 😉
Let's be friend! 🤗
.
* * *


Lisa tak mau melepaskan pelukannya dari tubuh mungil Jennie yang malam ini tak mengenakan sehelai benangpun.

Mereka bercinta? Tidak.

Untuk pertama kalinya Lisa tertidur sebelum hal itu dimulai.
Jennie memberikan obat tidur kepada Lisa agar gadis itu bisa beristirahat dengan kualitas yang baik.

Sebelumnya ia sudah mengonsultasikan hal itu dengan dokter psikologi yang sudah ia pilihkan untuk Lalisa.
Dan saran dari dokter yakni Jennie harus membuat Lisa beristirahat dengan cukup.
Karna selama beberapa waktu kemarin Lisa selalu sibuk dengan dunia malam dan alkohol.
Itu berbahaya untuk kesehatan saraf otaknya.
Kualitas tidur yang berkurang ditambah dengan beban mental serta alkohol akan semakin memperburuk rasa depresi yang tengah Lisa rasakan saat ini.

Maka obat tidur yang sudah disesuaikan dengan dosis aman untuknya kini menjadi pilihan yang tepat.

Dan mengapa Jennie tertidur dengan tubuh telanjang? Karna sebelum Lisa benar-benar jatuh terkapar dalam rasa kantuknya, Si Manoban itu berniat untuk mengerjai Jennie.
Namun ia tak kuasa menahan matanya untuk tetap terjaga meski wanitanya itu sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan Lalisa.

Dan pada tengah malam ini, Jennie terbangun hendak memakai pakaiannya karna ia merasa hawa dingin menusuk kulit telanjangnya.

Berusaha keras menyingkirkan lengan panjang Lalisa, ia justru terhenyak dengan suara serak si Manoban yang memanggil-manggilnya lirih.

"Nini..."

Jennie menoleh, dan mendapati mata Lalisa masih terpejam.

Ia mengigau.

Senyum terukir dari bibir manis Jennie Ruby Jane tatkala memandangi wajah teduh sang kekasih yang terlelap dalam tidurnya.

"Will you be my future?"

Deg!

Mata wanita Kim itu mendelik saat ungkapan sakral itu keluar dari mulut Lalisa.

Ia kali ini sepenuhnya menghadap ke gadis jangkung itu dan memandanginya lekat-lekat.

"Aku sudah membangun rumah yang besar di Thailand, kita akan tinggal disana bersama keluarga kecil kita..."

Hati Jennie menghangat.

Ia menutup mulutnya yang terbuka karna bahagia mendengar kalimat yang diungkapkan Lalisa meski hanya dalam mimpinya saja.

"Hahaha... Thailand panas? Lalu mau dimana, baby? Apa kita ke Swiss saja?"

Jennie ikut melebarkan senyumannya saat Lisa berkata demikian dengan tawanya yang riang.

Apa kau sedang bermimpi indah, honey?
Bisakah aku masuk kedalam mimpimu sekarang?

Preuve d'amour (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang