Minthor mohon dukungannya cukup dengan vote dan comment ya readernim tersayang 🥰
Thank you so much!
Enjoy the story 😘
.
.
.Dorm, 17.30 KST.
Lalisa terkapar diatas ranjang Chaeyoung dengan muka masamnya.
Kepalanya bahkan berada melewati ranjang, menggantung dengan matanya yang memelas menatap langit-langit.
Kaki panjangnya sendiri tidak berhenti menendang-nendang Chaeyoung yang tengah sibuk menulis."Yaakk!! Lalisa!!! Singkirkan kakimu, pabo-yaa!!"
Sambil marah-marah, Chaeyoung mendorong kaki Lisa dengan kasar agar menjauh darinya."Aku lapar sekali, Chaeyoung-ah...."
Keluhnya dengan nada merengek.Chaeyoung tidak menjawab apapun. Ia melanjutkan tulisannya lagi sambil sesekali memainkan gitarnya.
Gadis Ausie itu sedang fokus membuat lirik lagu. Untuk mempersiapkan album solo nya, Chaeyoung menulis sendiri lagu-lagunya. Setelah itu ia akan mendiskusikannya dengan Teddy untuk memproses lagu tersebut akan dibuat seperti apa.
Untuk itu, walau hanya sepenggal kalimatpun, Chaeyoung selalu menuangkan inspirasi yang ada dikepalanya setiap kali muncul secara tiba-tiba.
Seperti saat ini, ketika ia melihat adegan Jisoo saat shooting tadi. Itu sangat mengganggu pikirannya."Rosie, buatkanlah aku sesuatu... Aku benar-benar lapar..." Lisa kini beranjak bangun, kemudian duduk mendekati Chaeyoung. "Tadi siang aku tidak memakan apapun. Perutku perih sekali..."
"Buatlah ramyeon didapur. Untuk apa merengek disini?!"
"Kau ingin aku membakar dapur lagi?"
Chaeyoung kemudian menyipitkan matanya pada Lisa yang kini mempoutkan bibirnya seperti anak kecil.
"Yaakk, tidak usah banyak alasan. Terakhir kali kau bisa memasak kimchi stew dengan baik. Jadi mana mungkin memasak ramyeon instant saja bisa membakar dapur. Berhentilah menggangguku. Dasar Kera gila!""Kenapa kau begitu kejam, huh? Apa kau mau aku mati kelaparan? Lihat saja kalau sampai aku mati, maka aku akan menjadi vampire dan menggigitmu habis-habisan."
Chaeyoung menggeleng frustasi. "Itu tidak akan terjadi, Idiot!" kemudian mengambil pena nya lagi untuk menulis.
"Chaeyoung-ah... Kumohon masakkan sesuatu untukku! Huwaaa... Rosie! Aku lapar sekali..."
Lisa berteriak sambil menggoyang-goyangkan tubuh Chaeyoung sampai gadis chipmunk itu merekatkan giginya karna semakin kesal dibuatnya."YAAKK! KENAPA KAU BEGITU MENYEBALKAN, HUH?! Mintalah pada Jennie Eonni untuk membuatnya! PABO-YAA!"
"Kau tahu dia sedang marah padaku. Aku tidak berani mengganggunya... Chaeyoung-ah... Huhuwwaa..."
Chaeyoung melempar penanya dengan kasar. Kemudian menaruh gitarnya diatas guitar stand. "Haiistt! Aku tidak tahu mengapa Jennie Eonni bisa memacari bocah sepertimu. Cepat bangun, sebelum aku berubah pikiran!"
Lisa melompat kegirangan lalu turun dari ranjang Chaeyoung. Ia mengekori Chaeyoung yang menggerutu kesal sambil berjalan menuju dapur.
Chaeyoung berjalan dengan menghentakkan kakinya karna jengkel terhadap kelakuan sahabatnya itu.
"Kalau bukan sahabatku, sudah pasti kau yang akan kumasak dan kumakan sendiri dagingmu, Manoban!"Lisa hanya terkekeh geli, lalu merangkul bahu Chaeyoung dengan gemas. Menggoda Chaeyoung sampai ia mengamuk adalah hal yang menyenangkan bagi Lalisa.
Namun sesaat kemudian langkah mereka sama-sama terhenti sebelum sampai dapur.
Si anak kembar beda rahim itu, terkejut saat melihat Jisoo dan Jennie sedang sibuk memasak makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preuve d'amour (End)
RomansIt's a simple love about gxg. Dan yang sederhana itu bisa berubah menjadi rumit jika dituntut pembuktian. Jangan berharap pula, kau bisa dengan mudah menentukan hatimu berjalan kemana. Sekalipun kau sudah mendapatkannya, sejauh apakah kau mampu menj...