Old Memories

11.3K 1.1K 33
                                    

Dorm

"Kalau aku bilang tidak, ya tidak! Tidak ada penawaran lagi!"

"Lalisa, kau tidak berhak menjawabnya. Tawaran ini untuk Jennie, bukan untukmu."

"Apa bedanya? Dia pacarku, Eonnie. Dan aku tidak akan pernah mengizinkannya bermain drama. Tidak akan! Tolong catat itu."

Chaeyoung POV

Well, disini lah aku sekarang. Di ruang TV dorm tempat kami tumbuh dewasa bersama, memperhatikan kedua manusia yang sedang berdebat. Ah, tidak... bukan hanya aku. Ada Jennie Eonnie juga yang kini ikut meremas pelipisnya, karna pening melihat pertengkaran dua orang terdekat kami ini, Lisa dan Jisoo Eonnie.

Hal ini terjadi setelah aku dan Jisoo Eonnie pulang  membawa kabar yang tidak disukai Lisa. Yaitu, sajangnim meminta Jennie Eonnie, untuk bermain drama selama masa hiatus grup kami. Sebenarnya, tawaran itu bukan hanya ditujukan untuk Jennie Eonnie saja, tapi juga untuk Jisoo Eonnie. Yang akupun tidak mengerti mengapa Jisoo Eonnie menolak mentah-mentah tawaran itu. Padahal, bermain drama bukanlah hal yang baru bagi Jisoo Eonnie. Alhasil, ia menyerahkan tawaran itu hanya untuk Jennie Eonnie sepenuhnya. Dan inilah akhirnya, Lalisa bersikeras tidak mengizinkan Jennie Eonnie untuk bermain drama.

"Kau itu hanya pacarnya, kau tidak berhak sepenuhnya untuk mengatur hidupnya, bodoh! Aku leader disini, jadi akulah yang menentukan." Jisoo Eonnie semakin menaikkan suaranya.

"Apa yang kau bicarakan, Eonnie? Yaakk, sejak kapan kau menggunakan posisimu untuk mengatur kami seenaknya?!"

"Sejak hari ini! Dan kau yang tidak berhak mengatur siapapun disini, termasuk Jennie."

"Mwo? Tentu saja aku berhak, dia calon ibu dari anak-anakku!"

What??? Hahaha... aku dan Jennie Eonnie sama-sama menahan tawa ketika mendengar ucapan yang dilontarkan Lalisa barusan. Entahlah, kalimat Lisa itu terdengar sangat konyol untuk dia ucapkan di saat-saat seperti ini.

"Anak?? Anak ayam maksudmu, huh? Dasar gila!"

"YAKK, EONNIE! Kenapa kau malah mengejekku, huh? Sebenarnya apa masalahmu? Kenapa kau jadi menyebalkan seperti ini!"

"Kau yang menyebalkan, Manobal! Jennie mendapat tawaran bermain drama, kenapa kau yang mengamuk seperti ini?!"

"Tentu saja aku mengamuk! Aku tidak akan rela melihat pacarku bermesraan, apalagi berciuman dengan orang lain, walaupun itu hanya acting!"

"Jadi kalau itu aku, tidak apa-apa? Begitu maksudmu?"

"Eonnie, kau masih sendiri. Tidak akan ada yang meributkan hal itu!"

"YAKK! SEKARANG KAU MALAH MENGHINAKU, HUH? DASAR BOCAH SIALAN!"

Jisoo Eonnie tidak main-main, ia benar-benar terlihat marah saat ini.

"Lalisa, cukup! Hentikan! Untuk apa kalian berdebat seperti ini?" Jennie Eonnie menarik lengan Lisa, mencoba menengahi mereka.

"Masalahnya ada padaku, tawaran ini ditujukan untukku, honey... kau tidak perlu bertengkar dengan Jisoo Eonnie seperti ini."

"Kau dengar itu, Manobal?! Biarkan Jennie yang menjawabnya!"

"Tidak! Tawaran ini bukan hanya ditujukan untukmu, tapi juga ditujukan untuk Jisoo Eonnie, yang aku tidak tahu mengapa dia menyerahkan sepenuhnya padamu. Coba kau baca berkas itu, jika kau tidak percaya!" ucap Lalisa masih berapi-api.

Aku dan Jennie Eonnie kini saling pandang, kami semakin bingung bagaimana menengahi mereka.

"Look, Eonnie. Kumohon dengarkan aku... Mianhae... jika kau tersinggung dengan kata-kataku tadi. Aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi aku benar-benar tidak mau Jennie mengambil tawaran ini. Semua itu bukan hanya karna keegoisanku, tapi aku ingin tahun ini Jennie benar-benar bisa beristirahat selama hiatus. Kau ingat kan, tahun lalu saat masa hiatus kita semua berlibur, sedangkan Jennie sibuk dengan solo nya. Dia tidak berhenti bekerja sampai saat ini. Biarkan sekarang ia yang berlibur, dan kita saja yang bekerja. Jebal... Eonnie"

Preuve d'amour (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang